Kamis, 10 Maret 2011
Perayaan Nyepi dan Tahun Baru Saka oleh umat Hindu di Indonesia merupakan kontribusi unik kepada
dunia. Tahun €aka merupakan penanggalan yang sangat populer berdasarkan kalender €aka. Salah satu kelebihan kalender €aka adalah tidak adanya kontroversi, sangat ilmiah dan seragam di semua negara. Ke depan perayaan tahun saka di dunia hendaknya terus digalakkan pelaksanaannya dengan ciri khas kehinduan. Demikian disampaikan Prof. Dr. Amarjiva Lochan, guru besar dari University of Delhi dan Presiden SSEASR, dalam seminar yang dirangkaikan dengan Dharma Shanti Nyepi di IHDN Denpasar, Selasa (8/3) kemarin di Kampus Denpasar.
Selain Prof. Amarjiva, juga hadir Svami Vigyananand, Sekretaris Visva Hindu Parishad. Dikatakan Svami Vigyananand, kehidupan modern adalah kehidupan dalam ilmu pengetahuan. Ia mengajak anak-anak muda yang usianya di bawah 25 tahun untuk kembali belajar tentang Hindu dengan lebih baik. Dikatakannya, di dunia, komunitas Hindu sangat besar dan banyak hal yang dapat dilakukan untuk kemajuan bersama. Terlebih, di Asia Hindu merupakan mayoritas. ''Kami mengajak anak-anak muda Hindu untuk belajar kembali demi kehidupan yang lebih baik. Kemakmuran pun tidak terlepas dari pengetahuan dan kehidupan beragama,'' ujarnya.
Rektor IHDN Denpasar Prof. Dr. I Made Titib, Ph.D. mengatakan seminar ini bertujuan untuk mengupas tahun dan kalender €aka secara scientific, yang selama ini di Indonesia hanya dikenal dalam mitologi sampai perkembangan dinasti €aka sampai di Eropa. Pada kegiatan tersebut juga ditandatangani MoU dengan tiga instansi yakni Visva Hindu Parishad, International Centre For Culture Studies dan Indra Udayana Institute of Vedanta. ''Kerja sama dengan negara-negara lain serta instansi lain bertujuan meningkatkan kualitas IHDN serta agar para dosen dan mahasiswa diberi kemudahan melakukan studi diberbagai universitas di dunia. Terlebih Visva Hindu Parishad memiliki jaringan yang sangat luas di dunia. Kami berharap dengan kerja sama ini meningkatkan SDM dosen dan mahasiswa IHDN,'' terang guru besar bidang Weda ini.
Dalam paparannya, Prof. Amarjiva menguraikan penanggalan €aka merupakan penanggalan yang sangat populer selama beratus-ratus tahun, sebagai tanda kemenangan, kedatangan, kebersamaan. €aka juga berarti Shakti (kekuatan) dan Sakya (kita bisa melakukan). Tanggal dan tahun €aka, kata dia, digunakan secara luas di Asia, seperti di Kamboja, Laos, Filipina, Sri Lanka termasuk Indonesia. Peninggalan prasasti bertahun €aka juga ditemukan di Cina dalam Sivam Temple yang tertulis Chitra Paurnami pada €aka era 1203. Ahli sejarah India kuno ini juga menyampaikan penanggalan €aka terus digunakan diberbagai negara dan dunia. Bahkan cerita Aji €aka juga dipinjam oleh agama lain dan disesuaikan dengan ide-ide Islam. Ia juga berharap agar umat Hindu di Indonesia terus memperingati tahun €aka ini dan mendidik anak-anak muda untuk terus memperingati perayaan agama dan mengambil makna yang sangat baik dalam kehidupan. (r)

Selain Prof. Amarjiva, juga hadir Svami Vigyananand, Sekretaris Visva Hindu Parishad. Dikatakan Svami Vigyananand, kehidupan modern adalah kehidupan dalam ilmu pengetahuan. Ia mengajak anak-anak muda yang usianya di bawah 25 tahun untuk kembali belajar tentang Hindu dengan lebih baik. Dikatakannya, di dunia, komunitas Hindu sangat besar dan banyak hal yang dapat dilakukan untuk kemajuan bersama. Terlebih, di Asia Hindu merupakan mayoritas. ''Kami mengajak anak-anak muda Hindu untuk belajar kembali demi kehidupan yang lebih baik. Kemakmuran pun tidak terlepas dari pengetahuan dan kehidupan beragama,'' ujarnya.
Rektor IHDN Denpasar Prof. Dr. I Made Titib, Ph.D. mengatakan seminar ini bertujuan untuk mengupas tahun dan kalender €aka secara scientific, yang selama ini di Indonesia hanya dikenal dalam mitologi sampai perkembangan dinasti €aka sampai di Eropa. Pada kegiatan tersebut juga ditandatangani MoU dengan tiga instansi yakni Visva Hindu Parishad, International Centre For Culture Studies dan Indra Udayana Institute of Vedanta. ''Kerja sama dengan negara-negara lain serta instansi lain bertujuan meningkatkan kualitas IHDN serta agar para dosen dan mahasiswa diberi kemudahan melakukan studi diberbagai universitas di dunia. Terlebih Visva Hindu Parishad memiliki jaringan yang sangat luas di dunia. Kami berharap dengan kerja sama ini meningkatkan SDM dosen dan mahasiswa IHDN,'' terang guru besar bidang Weda ini.
Dalam paparannya, Prof. Amarjiva menguraikan penanggalan €aka merupakan penanggalan yang sangat populer selama beratus-ratus tahun, sebagai tanda kemenangan, kedatangan, kebersamaan. €aka juga berarti Shakti (kekuatan) dan Sakya (kita bisa melakukan). Tanggal dan tahun €aka, kata dia, digunakan secara luas di Asia, seperti di Kamboja, Laos, Filipina, Sri Lanka termasuk Indonesia. Peninggalan prasasti bertahun €aka juga ditemukan di Cina dalam Sivam Temple yang tertulis Chitra Paurnami pada €aka era 1203. Ahli sejarah India kuno ini juga menyampaikan penanggalan €aka terus digunakan diberbagai negara dan dunia. Bahkan cerita Aji €aka juga dipinjam oleh agama lain dan disesuaikan dengan ide-ide Islam. Ia juga berharap agar umat Hindu di Indonesia terus memperingati tahun €aka ini dan mendidik anak-anak muda untuk terus memperingati perayaan agama dan mengambil makna yang sangat baik dalam kehidupan. (r)
sumber : BaliPost