MANGUPURA - Penyegelan paksa operasi Hotel Best Western di Jalan Kubu Anyar, Kuta, Kamis (28/4) 
akhirnya dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Badung. Papan pengumuman bertuliskan ‘Hotel Best Western Ditutup’ Berdasarkan Keputusan BUpati Badung, Nomor 979/03/HK/2011 dipasang di depan hotel ini.
akhirnya dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Badung. Papan pengumuman bertuliskan ‘Hotel Best Western Ditutup’ Berdasarkan Keputusan BUpati Badung, Nomor 979/03/HK/2011 dipasang di depan hotel ini.Meskipun sudah disegel paksa, akan tetapi hotel ini masih bisa ‘leluasa’ beropeasi. Pasalnya, pihak Pol PP tidak memberikan deadline kapan hotel ini benar-benar ditutup. Alasannya, masih ada banyak tamu yang beraktivitas dan menginap di hotel yang dulunya bernama Satpa Petala ini.
Sebelum papan pengumuman penutupan dipasang, Tim Yutisi Pemkab Badung yang diketuai Kepala Satpol PP Badung, I Ketut Martha melakukan pembicaraan dengan pemilik hotel Wayan Wijana disaksikan dengan beberapa muspida lainnya. Berlanjut penandantangan berita acara.
Sebelum menandatangani berita acara tersebut, pemilik Hotel Best Western Wayan Wijana mengatakan beberapa hal terkait hotel miliknya. Mulai dari pengajuan perizinan, hingga jaminan yang diberikan salahsatu anggota dewan. Ia juga mengaku heran, proses pengajuan izin tidak diproses. Padahal tahun 2007 lalu, ia mengajukan perpanjangan izin dengan persetujuan dari penyanding, kelurahan dan kecamatan. Semua instansi ini memberikan tandatangan, namun ketika di Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Badung belum diberikan karena dianggap melanggar peruntukan yang diatur pada Perda Nomor 29 Tahun 1995 tentang RTRW Badung.
“Ini bukan hotel Best Western, ini Sapta Petala. Dan saya selama ini sudah mengurus izin, dan disarankan mengurus izin baru. Saya dijamin anggota dewan. Saya tidak perlu sebutkan namanya. Kalau perlu disebutkan, saya akan sebutkan,” kata Wijana, di depan Tim Yutisi Pemkab Badung.
“Tetapi saya terima dan tidak bisa kita lakukan (penutupan) secara spontan dan pemerintah harus tanggungjawab juga,” ujar Wijana. Lantaran Wijana terima, kemudian berita acara penyegelan Hotel Best Western ditandatangani bersama Tim Yustisi, pemilik Best Western, pejabat dari Polresta Denpasar, Kejari Denpasar, dan Kodim 1611/Badung. Usai penandatangan berita acara, kemudian Kepala Satpol PP Badung, I Ketut Martha memerintahkan anak buahnya memasang papan pengumuman dengan ukuran 100 x 90 meter menutupi papan nama hotel.
Martha mengaku pihaknya belum bisa melakukan penyetopan total. Pihaknya lagi-lagi masih memberikan waktu kepada pemilik menutup sendiri. Alasannya, masih banyak tamu hotel. Namun ia membantah hal ini dikatakan sebagai bentuk toleransi. Ia menegaskan perihal ini penutupan total usaha wisata tidak bisa serta merta, seperti memutus aliran listrik. Lantas sampai kapan? Ia pun belum berani memastikan kapan, hotel ini akan tutup secara total. Ia hanya menyatakan akan berusaha dan berupaya serta melakukan pengawasan. Ia juga menegaskan pihaknya akan terus memantau setiap hari terhadap hotel ini. “Sekarang tamu masih banyak, tetapi yang jelas kita pantau terus, khan ada Pol PP di kecamatan. Kita bukan pengertian toleransi. Tapi, ini khan hotel. Tidak sama memutus listrik. Jadi kita akan berurusan dengan administrasinya, dan akan kerjasama dengan Disparda,” kata Martha.
Sementara itu, secara terpisah pihak pengelola Best Western juga belum memastikan kapan pihaknya akan berhenti beroperasi. General Manager Hotel Best Western, Tomy B Santoso mengenai berhenti dan tidak operasi ini bergantung kepada pemilik atau owner-nya. Menurutnya, setelah ini pihaknya akan melakukan konsolidasi yang membahas pasca ada segel ini. Diantaranya nasib karyawan, dan rencana yang akan ditempuh pihak pengelola dan onwer.
sumber : NusaBali
