Denpasar - Hama ulat bulu telah menyerang dua daerah di Bali, yaitu Kabupaten Buleleng dan Kota
Denpasar. Sebanyak 71 orang ahli organisme pengganggu tanaman diterjunkan menyelidiki wabah ulat bulu.
"Ahli sudah kami turunkan ke lapangan untuk mengamati dan meneliti ulat bulu sejak dua hari yang lalu," kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Made Putra Suryawan di kantornya, Jl Supratman, Denpasar, Senin (11/4/2011).
Suryawan mengatakan hasil penelitian oleh ahli akan dikirim ke laboratorium Universitas Udayana Denpasar untuk mengetahui cara penyebaran dan pengembangbiakannya dan spesiesnya.
"Dari penelitian itu akan diketahui bagaimana cara penanganan yang tepat," kata Suryawan.
Menurut dia, ulat bulu di Bali bentuknya berbeda dengan ulat bulu yang ada di Jawa Timur. "Ulat bulu di Bali bentuknya berbeda walau sama-sama berbulu. Perbedaan akan tampak jika ulat tersebut sudah menjadi kupu-kupu," katanya.
Perbedaan lainnya, kata Suryawabn, terlihat dari kegemaran ulat melahap tumbuhan atau tanaman. Di Buleleng, ulat bulu melahap daun benalu yang tumbuh di pohon mangga, namun tidak memakan pohon mangganya.
Pemprov Bali juga telah memberikan 10 alat penyemprotan ke masing-masing kabupaten dan kota di Bali. Alat itu digunakan untuk membasmi hama ulat bulu. Selain itu juga memberikan jenis obat-obatan dan pestisida.
Saat ini penanganan ulat bulu masih dilakukan dengan pembakaran, penyemprotan serta penyuntikkan pohon dengan obat. Pohon yang terserang ulat bulu disuntik agar daun yang dimakan beracun hingga menyebabkan ulat bulu mati.

"Ahli sudah kami turunkan ke lapangan untuk mengamati dan meneliti ulat bulu sejak dua hari yang lalu," kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Made Putra Suryawan di kantornya, Jl Supratman, Denpasar, Senin (11/4/2011).
Suryawan mengatakan hasil penelitian oleh ahli akan dikirim ke laboratorium Universitas Udayana Denpasar untuk mengetahui cara penyebaran dan pengembangbiakannya dan spesiesnya.
"Dari penelitian itu akan diketahui bagaimana cara penanganan yang tepat," kata Suryawan.
Menurut dia, ulat bulu di Bali bentuknya berbeda dengan ulat bulu yang ada di Jawa Timur. "Ulat bulu di Bali bentuknya berbeda walau sama-sama berbulu. Perbedaan akan tampak jika ulat tersebut sudah menjadi kupu-kupu," katanya.
Perbedaan lainnya, kata Suryawabn, terlihat dari kegemaran ulat melahap tumbuhan atau tanaman. Di Buleleng, ulat bulu melahap daun benalu yang tumbuh di pohon mangga, namun tidak memakan pohon mangganya.
Pemprov Bali juga telah memberikan 10 alat penyemprotan ke masing-masing kabupaten dan kota di Bali. Alat itu digunakan untuk membasmi hama ulat bulu. Selain itu juga memberikan jenis obat-obatan dan pestisida.
Saat ini penanganan ulat bulu masih dilakukan dengan pembakaran, penyemprotan serta penyuntikkan pohon dengan obat. Pohon yang terserang ulat bulu disuntik agar daun yang dimakan beracun hingga menyebabkan ulat bulu mati.
sumber : detik