Rabu, 14 September 2011 07:59
DENPASAR - Nilai kebudayaan Bali saat ini sudah bergeser dari berciri tenang dan bersahaja menjadi
budaya metropolis. Ditandai dengan hingar bingar musik modern yang tidak lagi mencerminkan seni dan keindahan tradisional.

Pendapat itu disampaikan Dewa Nyoman Rai, pembicara yang mewakili Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPRD Bali pada sidang paripurna DPRD Bali membahas soal Rancangan Peraturan Daerah tentang Kepariwiataan Budaya Bali, Selasa (13/9).
"Ini bukannya mengarahkan pemerintah (Pemprov) Bali untuk berpikir Bali-sentris. Namun, jika kita membicarakan pembangunan dengan kekhususan berdasarkan budaya Bali, tentunya pelaku budaya tidak bisa dikesampingkan," tandas Dewa Nyoman Rai.
Menurutnya, bergesernya budaya Bali harus mendapat perhatian dari pemerintah agar pelaksanaan pembangunan kepariwisataan budaya Bali dapat terealisasi dengan baik. Untuk itu, perlu dibuat langkah
antisipasi agar masyarakat Bali tidak tertinggal jauh dan harus ada kebijakan yang berpihak pada pelaku budaya, khususnya orang Bali, demi kepentingan terjaganya Bali secara utuh.
antisipasi agar masyarakat Bali tidak tertinggal jauh dan harus ada kebijakan yang berpihak pada pelaku budaya, khususnya orang Bali, demi kepentingan terjaganya Bali secara utuh.
Rai melihat pergeseran struktur ekonomi di berbagai sektor menuntut masyarakat Bali lebih gesit dan kreatif untuk bisa mengimbangi laju pembangunan. Namun, di sisi lain orang Bali juga dituntut tetap menjaga adat tradisi dan budaya yang terkadang menurunkan produktivitas mereka.
sumber : MICOM