Selasa, 27 Maret 2012 01:49
DENPASAR - Gabungan mahasiswa Bali yang menamakan diri mereka Gerakan Rakyat Bali Tolak 
kenaikan BBM membuka posko di depan Kampus Universitas Udayana, Jalan PB Sudirman, Denpasar. Di posko itu mereka menggalang dukungan dan tanda tangan penolakan kenaikan BBM kepada orang yang lewat. Rencananya, mereka akan mengirimkan spanduk penolakan itu ke presiden.
kenaikan BBM membuka posko di depan Kampus Universitas Udayana, Jalan PB Sudirman, Denpasar. Di posko itu mereka menggalang dukungan dan tanda tangan penolakan kenaikan BBM kepada orang yang lewat. Rencananya, mereka akan mengirimkan spanduk penolakan itu ke presiden.
"Kami akan kirim ke presiden tanda tangan penolakan ini," kata Presiden BEM Universitas Udayan, Elbin Purba, Senin (26/3).
Di posko itu pula mereka menggelar diskusi kenaikan BBM dan menggalang massa untuk aksi besar pada Kamis 29 Maret 2012. Malam tadi, aparat kepolisian meminta mereka membubarkan diri. Alasan pihak kepolisian, aksi demonstrasi hanya diperbolehkan hingga pukul 18.00 sore saja.
Namun setelah bernegosiasi, kedua belah pihak sepakat memberi toleransi waktu hingga jam 22.00 Wita. "Kami diberikan izin sampai jam 22.00 Wita, namun dilarang menggunakan pengeras suara," kata Suriadi
Dharmoko, aktivis Walhi.
Dharmoko, aktivis Walhi.
Mereka berjanji akan membubarkan diri pada pukul 22.00 Wita. Namun, posko penolakan kenaikan BBM tetap dibuka dan akan dilanjutkan hingga dua hari ke depan.
Gerakan rakyat Bali Tolak Kenaikan BBM berencana menurunkan seribu massa untuk menggelar demonstrasi menolak penaikan harga BBM. Seribu massa ini merupakan gabungan dari berbagai elemen masayarakat seluruh Bali.
sumber : MICOM
