Kamis, 1 Nopember 2012, 08:09
Matahari Terik |
Kasubid Pelayanan Jasa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar Nyoman Suarsa, saat dikonfirmasi, Rabu (31/10), menjelaskan, hal ini merupakan pengaruh dari pergerakan matahari yang saat ini tegak lurus di atas kita. “Posisi matahari bergerak semu dan sedang berada di atas kita. Inilah yang menyebabkan panas,” ujarnya.
Menurutnya, hal ini tidak akan berlangsung lama. Bahkan, di bulan Desember nanti Bali secara umum diperkirakan sudah menerima hujan. “Keadaan ini biasa terjadi saat menjelang musim hujan. Khusus di Jembrana bagian barat, Buleleng, dan Jembrana bagian utara, Bangli bagian utara, serta Badung bagian selatan, akan mendapat hujan di pertengahan November nanti,” jelas Suarsa.
Diterangkannya, akibat pengaruh matahari yang tegak lurus ini, maka dipastikan terjadi penguapan yang cukup tinggi. Dengan penguapan ini, timbul awan-awan konvektif penyebab hujan. “Terbukti sekarang ini kan sudah banyak terjadi mendung,” ucapnya. Ditambahkannya, Bali bagian selatan yakni ujung Bali, akan mendapat hujan pada Desember nanti. Wilayah yang dimaksud yakni Nusa Penida, Karangasem bagian timur, serta Buleleng bagian utara. Sementara, untuk saat ini Bali secara umum dalam keadaan berawan yang
berpotensi hujan ringan.
berpotensi hujan ringan.
Dijelaskannya, dari hasil pengkajian, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya musim hujan kali ini mundur lagi dua dasarian atau sekitar 20 hari. “Informasi dari BMKG Pusat, hal ini sebenarnya masih dapat dikatakan normal. Ini hanya karena topografi saja,” ujar Suarsa.
Ditanya apakah hal ini dapat dikatakan pengaruh pemanasan global, Suarsa belum dapat memberikan jawaban pasti. Pasalnya pengkajian belum dilakukan secara menyeluruh. “Kemarin kami sempat melakukan pengkajian, tapi pada satu indikator saja yakni suhu dan ternyata memang ada sedikit peningkatan. Ya, sekitar 0,0 sekian,” akunya seraya mengatakan dalam hal pengkajian ini sebenarnya perlu banyak indikator. Beberapa di antaranya yakni suhu, hujan, serta tekanan.
Pada Rabu kemarin, suhu udara masih normal, yakni 32 derajat Celsius. Namun beberapa waktu lalu sempat dilakukan pengkajian di wilayah Denpasar, suhu udara saat itu mencapai 34–35 derajat Celsius. Suhu udara tersebut bertahan selama beberapa hari, saat matahari benar-benar berada tegak lurus.
“Tapi sekarang (suhu) sudah berangsur-angsur menurun seiring pergerakan matahari ke selatan. Suhu rata-rata normal di Bali kisaran 32–33 (derajat Celsius),” kata Suarsa.
sumber : NusaBali