Secara umum, tanaman jeruk berkembang cukup baik di Pecatu. Sebelumnya diberitakan, para petani jeruk di Pecatu mengeluhkan kondisi bibit jeruk yang banyak mati. |
MANGUPURA - Bibit jeruk gagal tanam di wilayah Pecatu, Kuta Selatan, disebut oleh Pemerintah Kabupaten Badung akibat anomali cuaca antara lokasi penanaman di Pecatu yang cukup panas, dengan daerah asal bibit. Makanya, bibit pohon jeruk yang bagus saat pembibitan, sangat mungkin bakal layu ketika dibawa ke daerah yang cuacanya cukup panas.
“Kita berhadapan dengan alam. Ada perbedaan cuaca (di lokasi pembibitan salah satunya di Gianyar, Red) yang menyebabkan tanaman menjadi stres dan mati. Tidak tahan dengan cuaca di Pecatu,” kata Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (DP2K) Kabupaten Badung IGAK Sudaratmaja, Jumat (7/2). Menurutnya, bibit yang dikirim dengan jumlah besar memang tidak menutup kemungkinan ada yang bakal rusak atau mati. Maka dari itu, kalau terjadi bibit rusak atau mati itu hal yang lumrah. Bibit yang dikirim ke para petani di 15 Subak Abian Kuta Selatan, sebanyak sekitar 39.200 batang. Namun demikian, bibit yang mati itu sudah diganti dengan bibit baru. Totalnya ada 1.500 bibit yang telah dikirim ulang. “Bibit yang rusak telah diganti.
Sekarang sudah tidak ada masalah lagi,” imbuh Sudaratmaja. Sebagai upaya membantu petani dalam pemeliharaan bibit dan tanaman jeruk, pihaknya menyiapkan tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Petugas ini yang nanti akan membantu melihat kondisi pertumbuhan jeruk selama masa tanam. Secara umum, tanaman jeruk berkembang cukup baik di Pecatu. Sebelumnya diberitakan, para petani jeruk di Pecatu mengeluhkan kondisi bibit jeruk yang banyak mati. Disebut-sebut kualitas bibit yang tidak memenuhi standar.
Indikasi lainnya, diduga ada penyimpangan dalam pengadaan. Walaupun demikian, tokoh masyarakat Pecatu yang juga Ketua Komisi B DPRD Badung I Made Sumerta berencana meminta penjelasan kepada instansi terkait – dalam hal ini Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Badung. Pihaknya ingin meminta penjelasan mengenai rusaknya bibit pohon jeruk yang dikirim pertama ke petani. “Dalam waktu dekat, kami akan meminta penjelasan dinas terkait. Kenapa bibit pohon bisa seperti itu,” tandasnya.
sumber : NusaBali