![]() |
Sudikerta dan Demer |
DENPASAR - Satu per satu para loyalis Ketua DPD I Golkar Bali kubu Aburizal Bakrie (versi Munas Nusa Dua) Ketut Sudikerta, dikabarkan membelot ke barisan Plt Ketua DPD I Golkar Bali kubu Agung Laksono (versi Munas Ancol), Gede Sumarjaya Linggih alias Demer. Setelah isu pembelotan 7 Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota, kini Sekretaris DPD I Golkar Bali Komang Purnama juga gabung ke barisan Demer.
Bocoran yang diperoleh, Komang Purnama sudah bertemu Plt Sekretaris DPD I Golkar Bali kubu Agung Laksono, Dewa Made Widiyasa Nida, di sebuah restoran kawasan Simpang Dewa Ruci Kuta, Badung, Rabu (25/3) malam. Dalam pertemuan itu, Purnama menyatakan kesiapannya untuk gabung ke kubu Agung Laksono. Alasannya, Golkar Versi Munas Ancol sudah dapat pengakuan dari pemerintah melalui Menteri Hukum HAM (Menkum HAM). "Purnama sudah memegang surat Menkum HAM. Dia pun putuskan bergabung ke Agung Laksono, karena paham SK Menkum HAM," ungkap sumber di lingkaran Golkar, Kamis (26/3). Isu merapatnya Purnama ke barisan Demer ini terbilang mengejutkan. Padahal, Purnama sebelumnya telah mengikat ikrar kesetiaan kepada Golkar kubu Aburizal Bakrie (versi Munas Nusa Dua). Kesetiaan itu diikrarkan Purnama saat kedatangan Wakil Ketua Umum DPP Golkar versi Munas Nusa Dua, Nurdin Halid, ke Kantor Sekretariat DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar, dua pekan lalu. Betulkah Purnama balik punggungi Sudikerta? Purnama sendiri belum berhasil dikonfirmasi mengenai pertemuannya dengan Dewa Nida, yang notabene tangan kanan Demer. Saat dihubungi melalui telepon, Kamis kemarin, ponselnya bernada mail box. Saat dikirimam SMS, Purnama menjawab, namun belum mau bicara soal pertemuan dengan Dewa Nida. "Saya masih antar anak ke dokter, nanti saya hubungi balik," dalih Purnama dalam SMS-nya. Dikonfirmasi terpisah, Kamis kemarin, Dewa Nida awalnya sempat mengelak soal informasi bertemu Purnama. Namun, setelah didesak, Dewa Nida akhirnya mengakui pertemuan di restoran kawasan Kuta tersebut. Namun, Dewa Nida mengaku pertemuan malam itu tidak direncanakan.
"Kami memang sudah lama nggak komunikasi. Pas pulang dari Bandara Ngurah Rai, saya mampir makan di Krestoran. Eh, di sana ada Pak Komang Purnama. Kami ngobrol saja. Kami diskusi soal Golkar ke depan," ujar Dewa Nida, yang sebelumnya dilengserkan kubu Sudikerta dari jabatan Ketua DPD II Golkar Klungkung gara-gara membelot hadiri Munas Golkar di Ancol. Komang Purnama bukanlah satu-satunya loyalis Sudikerta yang dikabarkan membelot ke barisan Demer (kubu Agung Laksono di Bali). Sebelumnya, 7 dari 9 Ketua DPD II Golkar se-Bali juga diisukan banting haluan dukung Agung Laksono, pasca keluarnya SK Menkum HAM. "Gara-gara ancaman pembersihan, para Ketua DPD II ini pilih loncat," ujar sumber di Golkar Bali. Semula, hanya 6 Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota (yang notabene berada di barisan Sudikerta) yang diisukan membelot ke kubu Demer. Namun belakangan, jumlahnya bertambah menjadi 7 Ketua DPD II Golkar. Yang terakhir dikabarkan loncat ke kubu Demer adalah Ketua DPD II Golkar Karangasem, Wayan Geredeg. Konon, Wayan Geredeg yang kini Bupati Karangasem mohon kepada kubu Agung Laksono agar tetap diberi posisi sebagai Ketua DPD II Golkar Karangasem. Sebelumnya, Plt Serkretaris DPD I Golkar Bali Dewa Widiyasa Nida klaim ada 6 Ketua DPD II Golkar yang membelot ke kubunya. "Ada 6 DPD II Golkar di Bali siap gabung ke kubu Agung. Sudah pasti itu, karena sekarang telah ada keputusan dari Menkum HAM," ujar Dewa Nida, beberapa hari lalu. Menurut Dewa Nida, yang mengkoordinasikan pembelot 6 DPD II Golkar di Bali ke kubu Agung ini adalah Ketua DPD II Golkar Badung, Ketut Suiasa. Dewa Nida tidak merinci siapa saja yang membelot. Tapi, kata dia, yang masih bertahan di kubu Sudikerta kala itu hanya Ketua DPD II Golkar Bangli Wayan Gunawan, Plt Ketua DPD II Golkar Klungkung Made Ariandi, dan Ketua DPD II Golkar Karangasem Wayan Geredeg.
Sementara itu, DPP Golkar kubu Aburizal Bakrie alias Ical (versi Munas Nusa Dua) 'pasang pagar' menyusul kel;uarnya SK Menkum HAM yang sahkan kepengurusan DPP Golkar kubu Agung Laksono (versi Munas Ancol). Seluruh anggota Fraksi Golkar DPR yang sebelumnya hadir saat Munas Golkar di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, 30 November-4 Desember 2014, diminta menandatangani surat pernyataan 'setia' kepada Ical. Hasilnya, ada 67 orang dari total 91 anggota Fraksi Golkar DPR 2014-2019 yang berikrar setia terhadap Ical. "Ada 67 anggota Fraksi Golkar DPR yang teken surat pernyataan," ungkap Sekretaris Fraksi Golkar DPR kubu Ical, Bambang Soesatyo, kepada detikcom secara terpisah di Jakarta, Kamis kemarin. Bambang Sueastyo alias Bamsoet menyebutkan, surat yang ditandatangani tersebut berisi 4 poin pokok, yang secara umum intinya pernyataan hanya setia dan mengakui Munas IX Golkar 2014 di Nusa Dua, yang meluncurkan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum DPP Golkar dan Idrus Marham sebagai Sekjen DPP Golkar. Ditegaskan Bamsoet, surat yang diteken 67 anggota Fraksi Golkar DPR itu juga menyatakan hanya mengakui pimpinan Fraksi Golkar hasil Munas Nusa Dua, dengan Ketua Ade Komaruddin (yang Wakil Ketua Umum DPP Golkar) dan Sekretaris Bambang Soesatyo (Bendahara Umum DPP Golkar). Namun demikian, ada sejumlah anggota Fraksi Golkar DPR yang berpaling gabung ke kubu Agung Laksono. Faktanya, yang terang-terangan mendukung Agung Laksono dan hadir di rapat Fraksi Golkar versi Munas Ancol mencapai 31 orang. Artinya, ada 7 orang yang sudah tandatangan menyatakan 'setia' ke Ical, tapi berpaling dukung Agung.
Karena itu. Bamsoet mengingatkan soal konsekuensi dari surat pernyataan setia terhadap Ical yang diteken di atas materai Rp 6.000 tersebut. Sebab, pada bagian akhir surat itu berbunyi, "Apabila ada ucapan atau tindakan saya yang bertentangan dengan pernyataan di atas, maka surat pernyataan ini dapat digunakan sebagai Surat Pengunduran Diri saya sebagai anggota DPR RI!"
sumber : nusabali