![]() |
Kongres IV PDIP di Inna The Grand Bali Beach Hotel Sanur, Denpasar Selatan, 8-12 April 2015 |
DENPASAR - Kongres IV PDIP di Inna The Grand Bali Beach Hotel Sanur, Denpasar Selatan, 8-12 April 2015, sudah mengukuhkan Megawati Soekarnoputri kembali menjadi Ketua Umum DPP PDIP 2015-2020. Pertarungan sengit kini tinggal untuk jabatan-jabatan strategis seperti Sekjen DPP PDIP, di mana Puan Maharani dan Hasto Kristianto dijagokan berebut posisi tersebut.
Penetapan Megawati kembali sebagai Ketua Umum DPP PDIP buat keempat kalinya ini dilakukan dalam sidang paripurna Kongres IV yang dihadiri semua peserta di Sanur, Kamis (9/4). Megawati dipilih menjadi Ketua Umum PDIP secara aklamasi dan penetapannya tanpa diwarnai interupsi.
"Ibu Megawati telah ditetapkan sebagai Ketua Umum secara aklamasi. Terima kasih kepada Bu Megawati yang bersedia dan mau berkorban untuk partai ini," ujar pimpinan sidanmg paripurna Kongres IV PDIP, Frans Lebu Raya. Setelah menerima mandataris Kongres IV, Megawati memiliki hak untuk menetapkan struktur lengkap kepengurusan DPP PDIP 2015-2020. Sesuai AD/ART, Mega pun memiliki hak prerogatif untuk menambah atau mengurangi struktur pengurus. Megawati sudah memimpin PDIP sejak masih bernama PDI (1996). Dalam Kongres I PDIP di Sanur 1999 silam, Megawati dikukuhkan menjadi Ketua Umum DPP PDIP 1999-2004. Demikian pula dalam Kongres II PDIP di tempat yang sama pada 2004, Megawati kembali terpilih jadi Ketua Umum DPP PDIP. Kemudian, Megawati buat ketiga kalinya terpilih sebagai Ketua Umum DPP PDIP 2010-2015 melalui Kongres III PDIP di Inna The Grand Bali Beach Hotel Sanur, April 2010 silam. Kini, saat Kongres IV PDIP kembali digelar di tempat yang sama, 8-12 April 2015, putri sulung mendiang Presiden Soekarno ini terpilih buat keempat kalinya menjadi Ketua Umum DPP PDIP 2015-2020.
Begitu dikukuhkan kembali menjadi Ketua Umum DPP PDIP 2015-2020, Megawati kemarin langsung instruksikan semua kader Banteng untuk mematangkan persiapan menghadapi Pilkada serentak, Desember 2015. Sempitnya waktu persiapan menghadapi Pilkada harus dimanfaatkan secara efektif. "Tinggal 8 bulan lagi. Setelah kita selesai berkongres, tiada hari lagi untuk tidak mempersiapkan menghadapi Pilkada," tegas Mega. Sementara itu, jabatan strategis Sekjen DPP PDIP kini menjadi ajang rebutan. Informasi yang dihimpun di arena Kongres IV PDIP, Kamis kemarin, ada dua kader elite yang dijagokan menjadi Sekjen DPP PDIP 2015-2020. Pertama, Puan Maharani, putri semata wayang Megawati yang sebelumnya menjabat Ketua DPP PDIP Bidang Politik dan Hubungan Antar Lembaga 2010-2015, yang juga jadi menteri di kabinet Jokowi-JK. Kedua, Hasto Kristianto, yang sebelumnya Plt Sekjen DPP PDIP 2014-2015. Sebenarnya, ada juga nama-nama seperti Maurar Sirait (Ketua Umum Taruna Merah Putih) dan Pramono Anung (mantan Sekjen DPP PDIP 2004-2010) yang masuk bursa kandidat Sekjen DPP PDIP 2015-2020. Namun, dua nama ini kemarin belum menguat. Anggota Fraksi PDIP DPR, Aryo Wibowo, mengatakan Sekjen DPP PDIP haruslah sosok yang mengerti dan mampu melaksanakan ideologi partai, selain mengabdi untuk organisasi. “Yang penting, sejalan dengan napas partai dan mampu melaksanakan ideologi partai,” ujar Aryo Wibowo di Sanur, Kamis kemarin. Namun, Aryo Wibowo tidak menyebut nama. Menurut dia, yang disebutkannya adalah kriteris. Perkara siapa yang dipilih, tergantung nanti keputusan Megawati selaku Ketua Umum DPP PDIP terpilih. Megawati selaku Ketua Umum DPP PDIP terpilih nantinya akan menjadi Ketua Formatur tunggal dalam menyusun personalia kepengurusan. Dan, struktur kepengurusan diperkirakan baru akan diumumkan pada sidang paripurna III Kongres, Minggu (12/4).
Hasto Kristianto sendiri menyatakan di internal partainya tidak ada persaingan untuk memperebutkan posisi Sekjen DPP PDIP. Dia menyatakan Megawati berwenang penuh menunjuk Sekjennya dan semua kader harus siap saat diminta mengisi posisi tersebut. "Di internal PDIP, hal itu (persaingan) sebenarnya bisa dibilang tidak terlihat. Karena kami selalu bergandengan tangan dalam menghadapi segala hal," ujar Hasto kemarin di arena Kongres IV PDIP. Sementara, sesepuh PDIP Bali asal Puri Satria Denpasar, AA Ngorah Oka Ratmadi alias Cok Rat, menyatakan tidak terlalu berminat masuk struktur kepengurusan DPP PDIP. Kendati namanya dijagokan ke pusat, namun mantan Ketua DPD PDIP Bali 2005-2010 dan 2010-2015 ini mengatakjan tidak punya ambisi untuk itu. Alasannya, Cok Rat ingin istirahat setelah selama 35 tahun ngurus partai. “Sudah 35 tahun saya jadi pengurus di partai. Mau istirahat dulu. Saya sudah tua. Biarkan kader-kader muda yang maju,” ujar Cok Rat, mantan Ketua DPRD Bali 2009-2014 yang kini anggota DPD RI 2014-2019 saat dikonfirmasi di arena Kongres IV PDIP, Kamis kemarin.
Cok Rat menyebutkan, banyak kader Banteng dari Bali yang layak DPP PDIP 2015-2020. Dia mencontohkan I Made Urip dan I Gusti Agung Rai Wirajaya, yang keduanya anggota Fraksi PDIP DPR 2014-2019. Made Urip (kader senior PDIP asal Marga, Tabanan yang anggota DPR empat kali periode) dan Rai Wirajaya (kader asal Denpasar yang anggota DPR tiga kali periode) dinilai sudah cukup mumpuni dan layak bergabung di pusat.
Khusus Made Urip, bahkan sudah berpengalaman duduk sebagai ketua DPP PDIP 2010-2015. “Rage nak sube lingsir. Sing ngidang nu nyemak gae (Saya ini sudah tua, tidak bisa lagi kerja),” tandas Cok Rat. Beberapa waktu sebelumnya, Ketua DPD PDIP Bali 2015-2020, Wayan Koster, juga menyebut tiga nama yang layak dan diusulkan maju ke DPP PDIP. Salah satu yang disebut Wayan Koster---yang Ketua Panitia daerah Kongres IV PDIP---adalah Cok Rat. Dua kandidat lagi adalah Made Urip dan Rai Wirajaya.
sumber : NusaBali