Ada-ada Saja! Bule Rusia Kibarkan Bendera Komunis

Kapolres Badung AKBP Tony Binsar mengatakan, sejak warga berkebangsaan Rusia membuat heboh warga di Desa Parerenan tersebut, aparat mulai dari pihak desa, polisi dan TNI terus bekerja ekstra dalam mencari rekam jejak pelaku pengibar bendera. Apalagi, pelaku tersebut seorang berkebangsaan Rusia. "Kita masih bekerja saat ini. Anggota intel turun ke lapangan mencari keakuratan pengakuan dan keseharian bule itu. Inikan kasusnya orang asing. Sehingga, perlu didalam lagi,” ujarnya, saat dikonfirmasi, kemarin. Dijelaskan AKBP Tony Binsar, keterangan dari bule asal Rusia itu tidak boleh dicerna secara mentah oleh aparat. Pasalnya, banyak pengakuan-pengakuan para pelaku kejahatan yang perlu pendalaman lebih lanjut. Termasuk kasus pengibaran bendera lambang 'komunis' di wilayah hukum Polres Badung tersebut. "Kita masih terus pantau kehidupan bule itu. Semenjak kasus mencuat, anggota terus 'menempel' di pelaku," terangnya.Gbr Ist

DENPASAR - Pasca mengibarkan bendera 'palu-arit' yang dilakukan oleh Maslennikov Dimitri, 49, di lingkungan vilanya, Banjar Pengebungan, Desa Parerenan, Kecamatan Mengwi, Badung, keseharian wisatawan asal Rusia tersebut langsung dipantau 1 x 24 jam oleh pihak kepolisian dan TNI. Selain itu, polisi masih terus mendalami keterangan awal saat pemeriksaan di Polres Badung dan mencari tahu keseharian maupun motif pengibaran bendera 'komunis' itu. Jika terbukti, wisatawan itu akan ditindak tegas.

Kapolres Badung AKBP Tony Binsar mengatakan, sejak warga berkebangsaan Rusia membuat heboh warga di Desa Parerenan tersebut, aparat mulai dari pihak desa, polisi dan TNI terus bekerja ekstra dalam mencari rekam jejak pelaku pengibar bendera. Apalagi, pelaku tersebut seorang berkebangsaan Rusia. "Kita masih bekerja saat ini. Anggota intel turun ke lapangan mencari keakuratan pengakuan dan keseharian bule itu. Inikan kasusnya orang asing. Sehingga, perlu didalam lagi,” ujarnya, saat dikonfirmasi, kemarin. Dijelaskan AKBP Tony Binsar, keterangan dari bule asal Rusia itu tidak boleh dicerna secara mentah oleh aparat. Pasalnya, banyak pengakuan-pengakuan para pelaku kejahatan yang perlu pendalaman lebih lanjut. Termasuk kasus pengibaran bendera lambang 'komunis' di wilayah hukum Polres Badung tersebut. "Kita masih terus pantau kehidupan bule itu. Semenjak kasus mencuat, anggota terus 'menempel' di pelaku," terangnya.

Pada pemeriksaan yang dilakukan oleh penyidik Polres Badung pada saat kasus tersebut mencuat, keterangan-keterangan pelaku seperti tempat kerja, tentang pengakuan pengibaran bendera dan asal usul bendera berlambang palu dan arit tersebut masih dalam tahap pengembangan. Jika nanti keterangan pelaku terbukti bersalah, pihak kepolisian akan menjatuhkan hukuman setimpal atas perbuatannya. "Nah, ini yang masih kita cari tahu. Dari pengakuannya terkait bendera, darimana mendapatkan bendera itu serta apa yang diketahuinya tetang lambang pada bendera tersebut,"jelas AKBP Tony. Sebelumnya, pada pemeriksaan pertama di Polres Badung, Selasa (1/9) lalu, pelaku sempat diperiksa dan dicerca dengan 20 pertanyaan oleh penyidik. Dalam pemeriksaan selama 2 jam itu, aparat sempat menanyai terkait asal-usul bendera dan pekerjaan pelaku. Sehingga, inilah yang menjadi patok dan dasar pengembangan aparat hingga saat ini. "Memang dia bilangnya dapat bendera karena kiriman. Toh, kiriman ini yang perlu kita terus dalami. Dan juga terkait pengakuan mengenai hanya untuk mengetahui arah mata angin,"katanya.

Jika ditilik, masih banyak cara agar mengetahui pergerakan mata angin tanpa harus mengibarkan bendera palu arit itu. "Meski dia bilang semua bendera sudah dicoba. toh itu pengakuannnya dia. Karena, kami juga menggali keterangan tetangganya," kata Kapolres sembari menegaskan jika kasus pengibaran bendera palu arit menjadi perhatian serius pihaknya.

propinsibali.com_____
sumber : nusabali