 |
| Selain itu pelaku juga meyakinkan korbannya dengan pemberian card serta kalung. Pelaku menjanjikan akan segera membawakan polis kepada korban. Begitu membayar sejumlah uang Rp 600.000, pelaku langsung kabur dan sempat meninggalkan nomor telepon kepada korban dengan alasan supaya bisa mengurus polis nanti. Ternyata nomor telepon tersebut juga tidak aktif alias palsu. Terbukti begitu nomor telepon yang ditinggalkan pelaku 0819998xxxxx dihubungi, tidak aktif. GBR IST |
DENPASAR - Penipuan mencatut nama Bali Mandara makan korban lagi. Setelah sulinggih dan pemangku menjadi korban penipuan Kartu Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) abal-abal, kini masyarakat kembali menjadi korban asuransi abal-abal yang mencatut nama Bali Mandara.
Salah satu korbannya adalah I Nyoman Kawiyasa, warga Jalan Sakura II Nomor 4 Denpasar. Pada Selasa (22/9), dia mendatangi Sekretariat Pemprov Bali, mengaku ditipu seorang pelaku yang menawarkan Asuransi Bali Mandara. Korban yang melapor dan konfirmasi ke Pemprov Bali, diterima Plt Karo Humas Pemprov Bali I Ketut Teneng. Ceritanya pada Kamis (27/8), Kawiyasa dan istrinya didatangi dua orang yang mengaku petugas Asuransi Bali Mandara, sembari menawarkan program asuransi milik pemerintah. Pelaku yang mengaku bernama I Gusti Ayu Supadmi dan I Putu Wira Astika membujuk Kawiyasa dan istrinya untuk mengikuti program Asuransi Bali Mandara dengan membayar uang muka sebesar Rp 600.000. Modus penipuan berkedok asuransi ini meyakinkan sekali. Kata Kawiyasa, pelaku menyodorkan kwitansi sebagai bukti pembayaran yang sah. Selain itu pelaku juga meyakinkan korbannya dengan pemberian card serta kalung. Pelaku menjanjikan akan segera membawakan polis kepada korban. Begitu membayar sejumlah uang Rp 600.000, pelaku langsung kabur dan sempat meninggalkan nomor telepon kepada korban dengan alasan supaya bisa mengurus polis nanti. Ternyata nomor telepon tersebut juga tidak aktif alias palsu. Terbukti begitu nomor telepon yang ditinggalkan pelaku 0819998xxxxx dihubungi, tidak aktif.
“Korban mengadu dan mengkonfirmasi karena mengatasnamakan program Bali Mandara berkedok asuransi. Dan memang kita tidak ada mengeluarkan program Asuransi Bali Mandara, itu penipuan,” ujar Plt Kepala Biro Humas Pemprov Bali Ketut Teneng. Menurut Teneng, supaya kejadian tersebut tidak lagi makan korban, masyarakat diminta hati-hati kalau ada penawaran program mengatasnamakan Bali Mandara. Karena kasus sebelumnya ada yang menggunakan modus menipu dengan kartu JKBM, dan yang disasar adalah sulinggih dan pemangku. ”Supaya tidak terulang jangan mudah percaya, dan masyarakat harus hati-hati menerima tawaran berbagai macam asuransi, kartu JKBM yang mengastanamakan Bali Mandara,” ucap Teneng. Atas kondisi ini membuat Komisi I DPRD Bali gerah. Modus penipuan ini sempat ramai dibicarakan di sidang paripurna di gedung DPRD Bali, Selasa kemarin. Ketua Komisi I, membidangi hukum dan pemerintahan, I Ketut Tama Tenaya, mendesak Gubernur Made Mangku Pastika menindaklanjuti persoalan ini ke penegak hukum. “Saya meminta korbannya melapor ke polisi. Kalau korbannya tidak melapor ke polisi, Pemprov Bali harus proaktif melaporkan ke polisi. Jangan didiamkan persoalan ini,” kata Tama Tenaya.
Politisi asal Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, ini mengatakan kasus serupa sudah makan korban. Sebelumnya kartu JKBM menyasar rumah-rumah. “Kalau didiamkan saya yakin modus ini akan dipakai lagi menipu. Jangan-jangan pelakunya sama orangnya. Pemprov harus laporkan kasus ini ke polisi supaya diusut. Apalagi sudah ada barang buktinya. Program Bali Mandara itu kan duit rakyat. Jangankan biarkan program ini dimanfaatkan untuk hal negatif. Duit rakyat sih tidak hilang, tetapi kan rakyat kehilangan uangnya gara-gara program Bali Mandara yang disalahgunakan oknum,” tegas Tama Tenaya.
propinsibali.com_____
sumber : Nusabali
