 |
| "Namun terkadang kendala permodalan yang merupakan permasalahan klasik yang dihadapi koperasi dan UKM selain SDM dan pemasaran," ujarnya.Gbr Ist |
DENPASAR - Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bali mengapresiasi rencana Pemerintah untuk menurunkan kembali bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2016 menjadi sembilan persen dari bunga saat ini 12 persen.
"Rencana ini kami apresiasi karena Menkop dan UKM sudah memperjuangkan aspirasi para pelaku Koperasi dan UKM yang terkendala permodalan," kata Kepala Diskop dan UMKM Provinsi Bali, I Dewa Nyoman Patra di Denpasar, Sabtu (12/9/2015).
Menurut dia, masalah permodalan yang sering dialami Koperasi dan UKM saat ini mungkin dapat ditangani pemerintah secara optimal dengan upaya menurunkan suku bunga itu yang diprediksi total penyaluran kredit mikro mencapai Rp 120 triliun untuk di Indonesia.
Sebelumnya, bunga KUR mencapai 22 persen, namun tahun ini turun menjadi 12 persen, bahkan wacana pemerintah menurunkan suku bunga tahun depan mencapai sembilan persen merupakan langkah stategis dan sangat tepat karena UKM sudah teruji dalam kondisi krisis sekalipun mampu tetap bertahan dan eksis.
"Namun terkadang kendala permodalan yang merupakan permasalahan klasik yang dihadapi koperasi dan UKM selain SDM dan pemasaran," ujarnya.
Pihaknya optimistis dengan adanya upaya menurunkan bunga KUR itu, UKM di Bali akan semakin eksis dan apa yang menjadi tujuan pemerintah pusat untuk mensejahterakan anggota Koprasi itu akan tercapai secara optimal.
Oleh sebab itu, dengan adanya pinjaman modal yang ringan itu, maka UKM akan mampu mengembangkan usahanya dan mampu mensejahterakan anggotanya.
"Memang perlu kerja keras para UKM dalam menggerakkan usahanya karena jumlah modal yang dipinjamkan maksimal Rp 25 juta tanpa agunan, yang administrasi yang dikenakan tidak terlalu tinggi," ujarnya.
Pihaknya mengimbau kepada bank pemerintah atau lembaga keuangan yang menyalurkan modal KUR itu agar mengabdi kepada masyarakat dan membantu permodalan UKM agar tumbuh dan berkembang, meskipun modal yang dipinjamkan kecil, namun banyak yang meminjam dengan biaya administrasi yang sama.
"Untuk itu saya mengharapkan bank pemerintah bersabar dan tetap bekerja keras membantu UKM ini sehingga terjadi perputaran ekonomi yang menggeliat," ujarnya.
Ia juga meminta bantuan modal itu dapat tersalurkan disektor produksi agar mampu membesarkan usah dan modalnya secara produktif, bukan hanya bertindak sebagai konsumtif.
"Saya juga ingin bukan hanya di sektor industri saja yang mendapat bantuan itu, namun juga lebih banyak disektor produksi," ujar Dewa Patra.
sumber : tribun
