Ketut Sudikerta, Sugawa Korry, Wayan Geredeg |
Menurut
Sekretaris DPD I Golkar Bali, Putu Yuda Suparsana, rencana pelaksanaan
Musda Golkar yang dirancang 11 Desember 2015 ini sudah diajukan kepada
Ketua Umum DPP Golkar, Aburizal Bakrie alias Ical. Bak gayung bersambut,
DPP Golkar pun merestui jadwal Musda yang diajukan DPD I Golkar Bali.
“Pelaksanaan
Musda Golkar Bali sudah kami usulkan ke pusat. Kami diberikan jadwal 11
Desember 2015 oleh DPP Golkar untuk menggelar Musda. Mengenai tempat
dan waktu pelaksanaannya, belum bisa ditetapkan,” ungkap Yuda Suparsana
di Denpasar, Rabu (2/12).
Yuda
Suparsana menyebutkan, untuk petunjuk teknis (Juknis) dan pelaksanaan
Musda Golkar Bali, saat ini sedang disusun bersama. Siapa-siapa yang
akan menjadi panitia Musda Golkar Bali, nanti segera ditetapkan dengan
surat keputusan partai. Yang pasti, Wakil Ketua DPD I Golkar Bali I
Gusti Putu Wijaya direncanakan bertindak sebagai Ketua Panitia Pelaksana
Musda.
“Kita
segera akan bentuk panitia pelakasana Musda Golkar Bali. Rencananya
yang menjadi Ketua Panitia Pelaksana Musda Golkar adalah Ajik Wijaya
(maksudnya IGP Wijaya, Red),” tandas politisi Golkar asal Desa
Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem ini.
Dikonfirmasi
secara terpisah, Rabu kemarin, IGP Wijaya mengaku belum
memegang mandat atau penunjukan sebagai Ketua Panitia Pelaksana Musda
Golkar Bali yang diagendakan 11 Desember 2015. “Saya katanya ditunjuk
sebagai Ketua Pelaksana Musda Golkar Bali. Tapi, itu baru katanya, saya
belum ada pegang SK,” sergah Wijaya.
Meski
demikian, Wijaya membenarkan jadwal Musda Golkar Bali sudah ditetapkan
11 Desember 2015 depan. Penetapan jadwal Musda ini sudah atas
persetujuan DPP Golkar pimpinan Aburizal Bakrie (Ical). “Pelaksanaa
Musda-nya seusai Pilkada 2015 serentak di 6 daerah di Bali. Pada
prinsipnya, kita siap untuk Musda,” papar politisi senior Golkar asal
Desa Kutuh, Kecamatan Kerambitan, Tabanan ini.
Ditanya
soal kapan pelaksanaan Musda Golkar Kabupaten/Kota se-Bali, menurut
Wijaya, sejauh ini jadwalnya belum ditetapkan. “Apakah DPD II Golkar mau
mendahaului Musda Golkar Provinsi atau tidak, itu DPD II Golkar
Kabupaten/Kota yang menentukan,” katanya.
Wijaya
mengatakan, sesuai Juklak DPP Golkar Nomor 03/Tahun 2015, sebetulnya
sudah ada ring waktu pelaksanaan konsolidasi partai di berbagai level.
Termasuk Musyawarah Cabang (Muscam) Golkar tingkat kecamatan dan
Musyawarah Desa (Musdes) Golkar tingkat desa.
Wijaya
berharap pelaksanaan Musda Golkar Bali, 11 Desember 2015 nanti, tidak
ada persoalan lagi terkait dengan waktu. Sebab, Pilkada 2015 sudah
otomatis selesai 9 Desember 2015 atau dua hari sebelum Musda Golkar
Bali. Karena coblosan Pilkada sudah selesai, maka Golkar bisa fokus
melakukan konsolidasi partai melalui Musda.
“Musda Golkar ini kan digelar setelah Pilkada 2015. Sesuai dengan
petunjuk DPP Golkar, begitui Pilkada selesai, kita langsung
konsolidasi,” ujar mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali di
sera Orde Baru ini.
Sebelumnya,
Musda yang diperjuangkan Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta untuk
dipercepat pelaksanannya, 18 November 2011, gagal total. Pasalnya,
hingga H-1 Musda, DPP Golkar tidak kunjung menurunkan izin secara
tertulis.
Padahal,
Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie (Ical) sempat dikabarkan
memberikan restu secara lisan kepada Sudikerta untuk dipercepatnya Musda
Golkar Bali. Restu lisan itu diberikan Ical saat dilobi khusus
Sudikerta di Bandara Internasional Ngu-rah Rai Tuban (Kecamatan Kuta,
Badung) hingga hotel tempatnya nginap di Kuta, 13 November 2015 malam.
Kalkulasi
yang beradar, Sudikerta mempercepat pelaksanaan Musda, untuk memangkas
persiapan calon lawan-lawannya dalam perebutan kursi Ketua DPD I Golkar
Bali periode 5 tahun ke depan. Jika Musda digelar 18 November 2015, maka
rival-rivalnya tak sempat menggalang dukungan.
Ada
tiga kader senior Beringin yang digadang-gadang bakal maju ke Musda
guna menantang kandidat incumbent Sudikerta dalam perebutan kursi Ketua
DPD I Golkar Bali. Mereka masing-masing Nyoman Sugawa Korry, Wayan
Geredeg, dan Wayan Gunawan.
Sugawa
Korry merupakan politisi senior Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan
Banjar, Buleleng yang kini juga menjabat sebagai Ketua DPD II Golkar
Buleleng dan sekaligus Wakil Ketua DPRD Bali. Sedangkan Wayan Gunawan
adalah poliisi asal Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani yang kini
Ketua DPD II Golkar Bangli dan sekaligus jadi Ketua Fraksi Golkar DPRD
Bali.
Sebaliknya,
Wayan Geredeg adalah politisi Golkar asal Banjar Kreteg, Desa Sibetan,
Kecamatan Karangasem yang mantan Bupati Karangasem dua kali periode
(2005-2010 dan 2010-2015). Saat ini, Geredeg masih menjabat Ketua DPD II
Golkar Karangasem. Ayah dari anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil
Karangasem, Ni Putu Yuli Artini, ini juga merangkap sebagai Wakil
Bendahara Umum DPP Golkar versi Munas Nusa Dua. Sementara, Sudikerta
adalah jawara bertahan yang masih menjabat Ketua DPD I Golkar Bali
2009-2015 dan sekaligus menduduki kursi Wakil Gubernur Bali.
Sejauh
ini, baru dua daerah yang melaksanakan Musda Golkar Kabupaten, yakni
Badung dan Klungkung. Itu pun, Musda Golkar di dua daerah tersebut
dipercepat untuk mengisi kekosongan setelah ketua partai sebelumnya
dilengserkan akibat kasus berbeda.
Musda
Golkar Badung telah digelar 30 September 2015 lalu, dengan menaikkan I
Wayan Muntra ke kursi Ketua DPD II Golkar Badung. Wayan Muntra
menggantikan I Ketut Suiasa, yang sebelumnya dilengserkan karena
dipinang PDIP sebagai Calon Wakil Bupati Badung mendampingi Nyoman Giri
Prasta.
Sedangkan
Musda Golkar Klungkung telah dilaksanakan 2 November 2015 lalu.
Hasilnya, I Made Ariandi terpilih menjadi Ketua DPD II Golkar Klungkung
meng-gantikan Dewa Made Widiyasa Nida, yang sebelumnya dilengserkan
karena membelot hadiri Munas Golkar Ancol pimpinan Agung Laksono. Baik
Made Ariandi maupun Wayan Muntra semula jadi Pelaksana Tugas (Plt) ketua
DPD II Golkar, sebelum resmi terpilih melalui Musda 2015.
15 Suara Diperebutkan di Musda Golkar Bali
Suara ini akan jadi ajang rebutan antara tiga kandidat yang kemungkinan akan tarung berebut kursi Ketua DPD I Golkar Bali periode 5 tahun ke depan: I Ketut Sudikerta (incumbent asal Badung), I Wayan Geredeg (penantang asal Karangasem,), dan Nyoman Suawa Korry (penantang asal Buleleng).
Dari 15 suara tersebut, terbanyak milik DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali, yakni 9 suara. Pasalnya, tiap DPD II Golkar Kabupaten/Kota punya 1 suara di Musda Golkar Bali. Sedangkan DPP Golkar memiliki 1 suara, DPD I Golkar Bali punya 1 suara, dan Dewan Penasihat DPD I Golkar Bali juga punya 1 suara.
Sedangkan Organisasi Sayap partai Golkar (AMPG dan KPPG), Organisasi Pendiri Partai Golkar atau Tri Karya (SOKSI, Kosgoro, MKGR), dan Organisasi yang didirikan Partai Golkar masing-masing punya 1 suara. Sekretaris DPD I Golkar Bali, Putu Yuda Suparsana, menyatakan termasuk dalam organisasi yang didirikan Partai Golkar adalah AMPI, Al Hidayah, Satuan Karya Ulama, dan Himpunan Wanita Karya.
“Jadi, totalnya ada 15 suara yang akan diperebutkan para kandidat dalam tarung berebut lkursi Ketua DPD I Golkar Bali melalui Musda nanti. Bagaimana sistemnya, itu bisa musyawarah mufakat, bisa juga lewat voting. Tergantung mekanisme yang disepakati nanti di Musda,” ujar Yuda Suparsana di Denpasar, Kamis (3/12).
Yuda Suparsana menegaskan, semua kandidat yang muncul dan dijagokan pendukungnya, punya peluang sama maju berebut kursi Ketua DPD I Golkar Bali. Tiga kandidat yang sejak awal masuk bursa pun disebut punya peluang sama, yakni Ketut Sudikerta, Wayan Geredeg, dan Nyoman Sugawa Korry.
Ketut Sudikerta merupakan politisi asal Desa pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang kini masih menjabat Ketua DPD I Golkar Bali 2010-2015 dan sekaligus Wakil Gubernur Bali. Sudikerta disebut-sebut kandidat terkuat, karena selaku incumbent yang punya grip di DPD II Golkar Kabupaten/Kota.
Sedangkan Sugawa Korry merupakan politisi senior Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang kini juga menjabat sebagai Ketua DPD II Golkar Buleleng dan sekaligus Wakil Ketua DPRD Bali. Sebaliknya, Wayan Geredeg adalah politisi Golkar asal Banjar Kreteg, Desa Sibetan, Kecamatan Karangasem yang mantan Bupati Karangasem dua kali periode (2005-2010 dan 2010-2015). Saat ini, Geredeg masih menjabat Ketua DPD II Golkar Karangasem. Ayah dari anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Karangasem, Ni Putu Yuli Artini, ini juga merangkap sebagai Wakil Bendahara Umum DPP Golkar versi Munas Nusa Dua.
Menurut Yuda Suparsana, ketiga kandidat ini sama-sama punya peluang untuk terpilih menjadi Ketua DPD I Golkar Bali melalui Musda nanti, baik ditilik dari sisi senioritas maupun kemampuan dalam memimpin. “Kita lihat saja nanti. Saya tidak bisa komentari siapa yang layak dan akan menang, karena Musda Golkar belum dilaksanakan,” ujar politisi Golkar asal Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem ini.
15 Suara Diperebutkan di Musda Golkar Bali
Suara ini akan jadi ajang rebutan antara tiga kandidat yang kemungkinan akan tarung berebut kursi Ketua DPD I Golkar Bali periode 5 tahun ke depan: I Ketut Sudikerta (incumbent asal Badung), I Wayan Geredeg (penantang asal Karangasem,), dan Nyoman Suawa Korry (penantang asal Buleleng).
Dari 15 suara tersebut, terbanyak milik DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali, yakni 9 suara. Pasalnya, tiap DPD II Golkar Kabupaten/Kota punya 1 suara di Musda Golkar Bali. Sedangkan DPP Golkar memiliki 1 suara, DPD I Golkar Bali punya 1 suara, dan Dewan Penasihat DPD I Golkar Bali juga punya 1 suara.
Sedangkan Organisasi Sayap partai Golkar (AMPG dan KPPG), Organisasi Pendiri Partai Golkar atau Tri Karya (SOKSI, Kosgoro, MKGR), dan Organisasi yang didirikan Partai Golkar masing-masing punya 1 suara. Sekretaris DPD I Golkar Bali, Putu Yuda Suparsana, menyatakan termasuk dalam organisasi yang didirikan Partai Golkar adalah AMPI, Al Hidayah, Satuan Karya Ulama, dan Himpunan Wanita Karya.
“Jadi, totalnya ada 15 suara yang akan diperebutkan para kandidat dalam tarung berebut lkursi Ketua DPD I Golkar Bali melalui Musda nanti. Bagaimana sistemnya, itu bisa musyawarah mufakat, bisa juga lewat voting. Tergantung mekanisme yang disepakati nanti di Musda,” ujar Yuda Suparsana di Denpasar, Kamis (3/12).
Yuda Suparsana menegaskan, semua kandidat yang muncul dan dijagokan pendukungnya, punya peluang sama maju berebut kursi Ketua DPD I Golkar Bali. Tiga kandidat yang sejak awal masuk bursa pun disebut punya peluang sama, yakni Ketut Sudikerta, Wayan Geredeg, dan Nyoman Sugawa Korry.
Ketut Sudikerta merupakan politisi asal Desa pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang kini masih menjabat Ketua DPD I Golkar Bali 2010-2015 dan sekaligus Wakil Gubernur Bali. Sudikerta disebut-sebut kandidat terkuat, karena selaku incumbent yang punya grip di DPD II Golkar Kabupaten/Kota.
Sedangkan Sugawa Korry merupakan politisi senior Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang kini juga menjabat sebagai Ketua DPD II Golkar Buleleng dan sekaligus Wakil Ketua DPRD Bali. Sebaliknya, Wayan Geredeg adalah politisi Golkar asal Banjar Kreteg, Desa Sibetan, Kecamatan Karangasem yang mantan Bupati Karangasem dua kali periode (2005-2010 dan 2010-2015). Saat ini, Geredeg masih menjabat Ketua DPD II Golkar Karangasem. Ayah dari anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Karangasem, Ni Putu Yuli Artini, ini juga merangkap sebagai Wakil Bendahara Umum DPP Golkar versi Munas Nusa Dua.
Menurut Yuda Suparsana, ketiga kandidat ini sama-sama punya peluang untuk terpilih menjadi Ketua DPD I Golkar Bali melalui Musda nanti, baik ditilik dari sisi senioritas maupun kemampuan dalam memimpin. “Kita lihat saja nanti. Saya tidak bisa komentari siapa yang layak dan akan menang, karena Musda Golkar belum dilaksanakan,” ujar politisi Golkar asal Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem ini.
sumber : NusaBali