DENPASAR - Setelah pertarungan voting terbuka berakhir imbang 7:7, Musda Golkar Bali yang berlangsung sejak kamis (10/12) hingga Jumat (11/12) dinihari, akhirnya menetapkan kandidat incumbent I Ketut Sudikerta untuk kembali sebagai ketua DPD I Golkar Bali 2015-2020. Sedangkan kandidat lainnya yang pilih kompromi dalam tarung head to head itu, I Wayan Geredeg, ditetapkan menjadi Ketua Harian DPD I Golkar Bali 2015-2020. Sesepuh partai sarankan agar jabatan strategis Setretaris DPD I Golkar Bali nantinya dipercayakan kepada Nyoman Sugawa Korry.
Tarung perebutan kursi Ketua DPD I Golkar Bali 2015-2020 dalam Musda di Inna The Grand Bali Beach Hotel Sanur, Denpasar Selatan, terpaksa harus diselesaikan melalui upaya kompromi antara Ketut Sudikerta (kandidat incumbent yang Ketua DPD I Golkar Bali demisoner) vs I Wayan Geredeg (kandidat yang masih menjabat Ketua DPD II Golkar Karangasem 2010-2015) dengan difasilitasi DPP Golkar, karena skor imbang 7:7 saat voting terbuka. Sedangkan 1 suara dinyatakan tak terpakai yakni milik Ormas Tri Karya atau Pendiri Partai Golkar (SOKSI, Kosgoro 1957, MKGR) karena dualisme kepengurusan.
Pada akhirnya, Wayan Geredeg (politisi asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang mantan Bupati Karangasem dua kali periode) bersedia mengalah. Walhasil, Ketut Sudikerta (politisi Golkar asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang juga Wakil Gubernur Bali) pun ditetapkan kembali menjadi Ketua DPD I Golkar Bali 2015-2020.
Sebelum langkah kompromi ditempuh, skor tarung voting terbuka antara Sudikerta vs Geredeg imbang 7:7. Sudikerta didukung 3 dari 9 DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali (yang masing-masing punya 1 suara). Mereka adalah DPD II Golkar Bangli dengan Ketua Wayan Gunawan, DPD II Golkar Klungkung dengan Ketua Made Ariandi, dan DPD II Badung dengan Ketua Wayan Muntra. Selebihnya, dukungan Sudikerta berasal dari DPP Golkar (1 suara), DPD I Golkar Bali (1 suara), organisasi sayap partai (1 suara), dan Ormas yang didirikan partai (1 suara).
Sebaliknya, Geredeg mendapat dukungan 6 dari 9 DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali. Masing-masing, DPD II Golkar Buleleng (dengan ketua Nyoman Sugawa Korry), DPD II Golkar Gianyar (dengan Ketua Made Dauh Wijana), DPD II Golkar Denpasar (dengan Ketua Wayan Mariyana Wandira), DPD II Golkar Tabanan (dengan Ketua Nyoman Wirya), DPD II Golkar Karangasem (dengan Ketua Wayan Geredeg), dan DPD II Golkar Jembrana (dengan Ketua Made Suardana). Selain itu, 1 suara lagi untuk Geredeg diperoleh dari Dewan Penasihat Golkar Bali.
Pergulatan suara yang membuat skor imbang 7:7 ini diungkapkan mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali 2010-2012 Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati, dari luar ‘ring’ Musda Golkar di sebuah restoran sekitar Inna The Grand Bali Beach Hotel Sanur, Jumat kemarin. Kala itu, Wigunawati bersama sejumlah kader Golkar lainnya, seperti Dewa Made Suamba Negara yang mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali era kepemimpinan Cokorda Gede Budi Suryawan.
Melihat peta dukungan di mana 6 DPD II Golkar se-Bali mengarah ke Geredeg, menurut Sri Wigunawati, berarti kandidat yang pilih ‘mengalah’ ini lebih legitimit ketimbang Sudikerta. Apalagi, Dewan Penasihat Golkar Bali yang dikomandani sesepuh partai seperti Ida Tjokorda Pemecutan XI dan I Dewa Gde Oka juga mengarahkan dukungan ke Geredeg.
“Geredeg lebih kuat legitimasinya, karena dapat dukungan mayoritas dari DPD II Golkar Kabupaten/Kota dan Dewan Pansihat Golkar Bali. Itu dukungan tidak main-main. Pemilik suara inilah yang menentukan arah Golkar di Bali. Saya tidak mengecilkan Ormas dan organisasi sayap (yang dukung Sudikerta), tapi dukungan Pak Geredeg lebih legitimate,” tegas Wigunawati.
Wigunawati menyebutkan, Dewan Penasihat Golkar Bali semula mengarahkan dukungan ke Sudikerta. Namun, dukungan itu berubah haluan ke Geredeg. Dewan Penasihat meminta I Gusti Ngurah Anom (mantan anggota DPRD Denpasar) untuk mewakili suara mereka saat Musda. Sesepuh partai I Dewa Gde Oka memandatkan suara kepada Geredeg dan Nyoman Sugawa Korry (kandidat yang mundur jelang pemilihan, demi memberi jalan Geredeg).
“Dewan Penasihat Golkar bilang tidak boleh ke Sudikerta. IDG (I Dewa Gde Oka) memang sempat ditemui Sudikerta di rumahnya di Jalan Akasia Denpasar. Tapi, beliau tetap mengarahkan suara ke Sugawa Korry atau Geredeg atau siapapun yang menjadi lawan Sudikerta di Musda,” singkap Wigunawati, Srikandi Golkar yang juga Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Bali.
Wigunawati menilai Musda Golkar Bali yang digelar sehari pasca coblosan Pilkada 2015 serentak ini benar-benar berkualitas, karena terjadi pertarungan sengit untuk menghasilkan pemimpin partai yang terbaik. Wigunawati sendiri memilih berada di luar areal Musda Golkar, namun memberikan dukungan kepada kubu Sugawa Korry karena ingin menyelamatkan partai.
“Yang duduk di kepengurusan DPD I Golkar Bali 2015-2020 nanti haruslah benar-benar qualified. Tidak asal tercatat saja,” tegas Wigunawati yang mantan Ketua Kesatuan Per4empuan partai Golkar (KPPG) Bali.
Wigunawati juga mengatakan salut atas sikap Geredeg dan Sugawa Korry, yang mau mengalah demi keutuhan Partai Golkar. Kalau tidak, bisa jadi kondisinya deadlock dan ditunjuk Plt Ketua DPD I Golkar Bali sampai ada Musda susulan. “Saya sangat salut dengan sikap Pak Geredeg. Ini sebuah pembelajaran bagi kita ketika memilih pemimpin,” tandas Srikandi Golkar asal Mendoyo, Jembrana ini.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Golkar Nurdin Halid, yang memimpin sidang di Musda Golkar Bali, mengatakan tim formatur akan segera bekerja untuk menyusun kepengursuan lengkap DPD I Golkar Bali 2015-2020. Formatur tersebut terdiri dari Ketut Sudikerta, Wayan Geredeg, I Gusti Agung Bagus Adhi Mahendra Putra, Sugawa Korry, dan Nurdin Halid sendiri.
“Formatur ini nanti bekerja selama sebulan. Nanti akan disusun kepengurusannya. Kita pastikan sebulan, karena saya juga keliling mengurusi Musda Golkar Provinsi di daerah lainnya di Indonesia,” ujar Nurdin Halid, Jumat kemarin.
Sedangkan Ketua Dewan Penasihat Golkar Bali, Ida Tjokorda Pemecutan XI, meminta supaya komposisi kepengurusan ke depan lebih solid, dengan memasukkan kader-kader yang berkualitas. Tjok Pemecutan terang-terangan meminta agar Sugawa Korry yang dipercaya menjadi Sekretaris DPD I Golkar Bali 2015-2020. Dalam partai, posisi sekretaris ibarat panglama gingga sangat strategis perannya. Jika Sugawa Korry menjabat Sekretaris DPD I Golkar Bali, Tjok Pemecutan yakin partainya bisa berjaya kembali.
“Untuk kursi Ketua DPD I Golkar Bali sudah ditempati Ketut Sudikerta, posisi Ketua Harian DPD I Golkar diduduki Wayan Geredeg. Nah, kalau Sekretaris DPD I Golkar Bali, sebaiknya pakai Sugawa Korry. Ini akan buat solid Partai Golkar ke depan,” pinta Tjok Pemecutan.
Mantan Ketua DPRD Badung dan anggota MPR di era Orde Baru ini mengatakan, untuk komposisi lainnya dalam personalkia lengkap kepengurusan DPD I Golkar Bali, bisa dibuat dengan pemetaan wilayah. Acuannya, berdasarkan kualitas kader dan basis massa yang dimiliki. Kriteria ini penting terutama untuk jabatan Ketua Bappilu DPD I Golkar Bali, Bendahara DPD I Golkar Bali, dan Ketua OKK DPD I Golkar Bali.
”Golkar membutuhkan pimpinan yang punya dedikasi mengabdi di partai. Selain itu, pemimpinnya juga harus punya kemampuan. Saya pun mendorong anak-anak muda direkrut ke Golkar. Maka, harus punya Ketua Bidang Organisasi (OKK) yang hebat,” ujar Raja Puri Pemecutan Denpasar yang semasa walaka bernama AA Ngurah Manik Parasara ini.
Di sisi lain, Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta yang kembali terpilih sebagai nakhoda partai, menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh kader yang telah memberinya kepercayaan. Ke depan, Sudikerta janji akan mengajak kader partai melakukan pembenahan.
“Kita akan laksanakan evaluasi dan pembenahan-pembenahan. Kalau sekarang ini ada kegagalan, penyebabnya bukan saya semata. Tapi, ini kegagalan kita semua. Marilah kita bekerja dengan solid ke depan,” ujar Sudikerta, yang membukukan sejarah sebagai incumbent pertama yang terpilih kembali menjadi Ketua DPD I Golkar bali sejak era reformasi.
sumber : NusaBali