![]() |
Informasi ada peredaran di bulan Juni yang melibatkan anak-anak hingga pesta seks dan lima pengedar sabu yang ditangkap. Gbr Ist |
DENPASAR- Ketua Komisi III Bambang Soesatyo dan beberapa anggota Komisi III lainnya berkunjung ke Bali.
Dalam kunjungan itu, komisi bidang Hukum dan HAM itu melakukan peninjauan terhadap kondisi aparatur penegak hukum.
Maklum saja, beberapa waktu lalu seorang pejabat utama Polda Bali tersandung kasus suap narkoba.
"Dari hal ini, kami berniat untuk melakukan pengawasan pada institusi penegakan hukum terutama soal narkoba," kata pria yang akrab disapa Bamsoet itu, Minggu (9/10/2016).
Komisi III pun mengundang beberapa elemen termasuk awak media untuk membuka tabir gelap bisnis haram narkotika dan obat-obatan di Bali.
Sebab, diketahui Pulau Dewata cukup mengkhawatirkan dengan adanya sekitar sebagai serambil 600 ribu lebih pengguna narkoba melalui data BNN Provinsi Bali.
"Maka dari itu, kami berniat tahu nama-nama yang ada di Bali. Siapa yang memasok atau yang mengedarkan baik di lingkungan institusi Polri atau di luar itu. Kami pasti akan melakukan penindakan," tegasnya.
Pihaknya merasa rancu karena laporan yang diterima pihaknya bahwa tidak ada persoalan serius atau data yang bisa diberikan kepada Komisi III.
Atas hal ini, Anggota Komisi III dari Partai Golkar Adis Kadir menyatakan, apabila pihaknya sudah mendapat banyak informasi tentang narkoba di Bali.
Seperti peredaran di Buleleng dan Tabanan.
Kemudian, informasi ada peredaran di bulan Juni yang melibatkan anak-anak hingga pesta seks dan lima pengedar sabu yang ditangkap.
Kemudian, ada pemerasan anggota Polda Bali di bulan Juli, peredaran narkoba di Kerobokan.
Dan yang terakhir adalah Dirnarkoba ditarik ke Mabes Polri karena penanganan kasus narkoba.
"Kami mendapat informasi ini. Artinya ada yang harus diperbaiki. Makanya, kami berkunjung untuk itu. Jadi kami meminta data, bukan mengeluh-eluhkan atau melakukan usulan saja," kata dia.
Atas hal ini, Kapolda Bali Irjen Pol Sugeng Priyanto menyatakan, bahwa pihaknya sangat konsen memerangi narkotika.
Keseriusan itu, sehingga Polri melakukan penanganan terhadap anggotanya kemarin.
Namun demikian, memang jangkauan Polri sangat terbatas, baik di internal atau adanya BNN (Badan Narkotika Nasional).
"Tidak akan zero narkoba itu, tapi kami mencoba meminimalisir dan mengajak semua pihak terlibat dalam hal ini," urainya.
sumber : tribun