Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) I Gede Suantika mengatakan, aktivitas magma di dapur magma Gunung Agung terus mencari celah untuk membentuk pipa magma.
Saat ini kondisi Gunung Agung masih berada dalam fase kritis.
Hal ini ditandai dengan munculnya asap solfatara dan rekahan.
"Magma terus mencari celah yang lemah untuk menerobos ke permukaan dan membentuk pipa magma," kata Suantika.
Gunung Agung memang memiliki karakter berbeda dengan gunung api lain misalnya Gunung Kelud.
Untuk Gunung Kelud pipa magma telah terbentuk karena sering mengalami erupsi.
Sedangkan Gunung Agung memgalami letusan terakhir pada 1963 silam.
Karena itu diperlukan energi besar untuk membentuk pipa magma.
Berdasarkan pantauan, terdapat kecederung penurunan intensitas gempa di Gunung Agung.
Tetapi kondisi ini tidak lantas membuat PVMBG menurunkan status.
Gunung Agung dinilai masih berada dalam kondisi kritis.
Turunnya intensitas juga bisa disebabkan kepadatan material penutup makin kecil.
"Biasanya di teknik material kalau magma terus menekan material maka pada saat tertentu material pecah menjadi kecil-kecil. Kepadatan makin kurang menyebabkan terbukanya pipa magma," kata Suantika.
Indikasi terbentuknya pipa magma ini juga dapat terlihat dari indikator deformasi atau penggelembungan gunung yang terus terjadi dan terlihatnya asap solfatara.
Menurut Suantika, Gunung Agung mengalami tren penggelembungan semakin naik dari hari ke hari walau dalam skala mikro meter.
"Penggelembungan menunjukkan kecenderungan terus naik dalam mikro meter," kata Suantika.
Ini Aktifitas Gunung Agung Siang Hingga Petang Senin (2/10/2017)
AMLAPURA- Hingga Senin (2/10/2017), Gunung Agung masih berstatus Awas.
Pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi terhadap Gunung Agung sejak pukul 12.00 Wita hingga pukul 18.00 Wita sebagai berikut:
METEOROLOGI:
Cuaca berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah selatan dan barat. Suhu udara 23-30 °C dan kelembaban udara 73-83 %. Volume curah hujan 0.4 mm per hari.
VISUAL
Gunung kabut 0-I hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati.
KEGEMPAAN
■ Vulkanik Dangkal
(Jumlah : 112, Amplitudo : 3-5 mm, Durasi : 7-14 detik)
■ Vulkanik Dalam
(Jumlah : 152, Amplitudo : 5-8 mm, S-P : 1-2.5 detik, Durasi : 15-30 detik)
■ Tektonik Lokal
(Jumlah : 15, Amplitudo : 8 mm, S-P : 5-7 detik, Durasi : 38-80 detik)
■ Terasa
(Jumlah : 2, Amplitudo : 8 mm, S-P : 0 detik, Durasi : 60-80 detik, Skala : II MMI)
Terkait kondisi tersebut, masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 9 km dari kawah puncak Gunung Agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah utara-timur laut dan Tenggara-selatan-barat daya sejauh 12 km.
Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual/terbaru.
Ini Aktifitas Gunung Agung Siang Hingga Petang Senin (2/10/2017)
AMLAPURA- Hingga Senin (2/10/2017), Gunung Agung masih berstatus Awas.
Pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi terhadap Gunung Agung sejak pukul 12.00 Wita hingga pukul 18.00 Wita sebagai berikut:
METEOROLOGI:
Cuaca berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah selatan dan barat. Suhu udara 23-30 °C dan kelembaban udara 73-83 %. Volume curah hujan 0.4 mm per hari.
VISUAL
Gunung kabut 0-I hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati.
KEGEMPAAN
■ Vulkanik Dangkal
(Jumlah : 112, Amplitudo : 3-5 mm, Durasi : 7-14 detik)
■ Vulkanik Dalam
(Jumlah : 152, Amplitudo : 5-8 mm, S-P : 1-2.5 detik, Durasi : 15-30 detik)
■ Tektonik Lokal
(Jumlah : 15, Amplitudo : 8 mm, S-P : 5-7 detik, Durasi : 38-80 detik)
■ Terasa
(Jumlah : 2, Amplitudo : 8 mm, S-P : 0 detik, Durasi : 60-80 detik, Skala : II MMI)
Terkait kondisi tersebut, masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 9 km dari kawah puncak Gunung Agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah utara-timur laut dan Tenggara-selatan-barat daya sejauh 12 km.
Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual/terbaru.
sumber : tribun