Tajam, Terpercaya dan Apa Adanya
Home » , , » Hotel Sebelumnya Tutup Buka Lagi, Tamu Mulai Berdatangan

Hotel Sebelumnya Tutup Buka Lagi, Tamu Mulai Berdatangan

Written By Dre@ming Post on Senin, 18 Desember 2017 | 6:11:00 PM

Sejumlah wisman mengunjungi Pura Besakih meski masuk kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Gunung Agung, beberapa waktu lalu
AMLAPURA - Perlahan kondisi pariwisata Bali mulai membaik di tengah bayang-bayang erupsi Gunung Agung.

Tamu-tamu, khususnya dari Australia, sudah kembali datang ke Bali.

Sejumlah hotel di Kabupaten Karangasem yang sebelumnya tutup, sudah buka lagi.

Ratusan pekerja yang sebelumnya dirumahkan pun kini sudah bekerja kembali.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karangasem, Wayan Tama, mengungkapkan geliat pariwisata di Bumi Lahar sudah kembali hidup.

"Seperti Hotel Amankilla yang semula tutup, kini sudah operasi kembali," kata Tama, Minggu (17/12/2017).

Hotel yang terletak di Manggis ini terpaksa tutup akibat tak ada tamu sebagai dampak erupsi Gunung Agung, sejak akhir November lalu.

Alhasil, manajemen hotel harus merumahkan seluruh karyawannya.

Kini hampir 150 karyawan yang semula dirumahkan dipekerjakan kembali setelah Hotel Amankilla kembali beroperasi.

"Pekerja yang semula dirumahkan kini kembali kerja seperti dulu," ujar Tama, yang juga seorang anggota DPRD Kabupaten Karangasem.

Hanya saja, kata dia, jam kerja para karyawan hotel ini banyak dikurangi. Yang semula kerja sebulan penuh, kini jadi 15 hari jam kerja atau setengah bulan.

Untuk jadwal libur juga sudah diatur.

Bahkan karyawan hotel diwajibkan mengambil cuti tahunan.

"Malahan ada sebagian hotel yang minta agar cuti tahun 2018 diambil tahun sekarang. Tujuannya untuk mengirit biaya operasional. Seandainya tahun 2018 kondisi kembali membaik, mereka akan dipekerjakan full," janji Tama, yang berasal dari Manggis.

Tak hanya di Karangasem, situasi membaik juga terjadi di Ubud, Gianyar.

Sejumlah turis asal Australia sudah mulai kembali berdatangan ke kampung turis tersebut.

Hal tersebut juga telah mengubah kurva okupansi, dari yang satu bulan belakangan ini hanya 15 persen, kini meningkat ke angka 20-30 persen.

“Sekarang saya lihat perkembangan, mudah-mudahan Tuhan berbaik hati, tidak ada penutupan bandara lagi, sekarang tamu sudah mulai ada, penerbangan sudah membuka slot-slotnya lagi. Wisatawan yang paling banyak datang ini, Australia. Sebab bagi orang Australia, Bali adalah rumah kedunya,” ujar Ketua PHRI Gianyar, Tjokorda Gde Agung Ichiro Sukawati, kemarin.

Namun demikian, pengusaha hotel dan restoran di Ubud masih melakukan pemangkasan jam kerja karyawan.

Seperti karyawan yang dalam seminggu hanya libur satu hari, kini bertambah menjadi dua hari.

Selain itu, hotel maupun restoran yang sangat ketat dalam pengambilan jatah cuti, kini justru mengharuskan karyawan menghabiskan jatah cuti.

Cok Ichiro mengatakan pemotongan jam kerja ini tidak menimbulkan konflik antar-karyawan maupun owner.

Sebab pada prinsipnya, para karyawan sudah memahami kondisi ini.

“Yang dapat potongan jam kerja ini, awalnya paling banyak adalah karyawan level yang di bawah. Tapi sekarang semua level sudah terdampak,” ucapnya.

Namun menurut dia, kondisi ini diperkirakan akan berubah dalam beberapa waktu ke depan.

Ini dikarenakan wisatawan sudah mulai kembali ke Ubud, setelah erupsi Gunung Agung mereda dan bandara tak ditutup lagi.

Pekerja Jangan Dikorbankan

Sementara itu, Ketua Federasi Serikat Kerja Bali, Wayan Suyasa, menyadari perusahaan banyak merugi akibat erupsi Gunung Agung.

Untuk mengatasi masalah ini, menurutnya semua pihak harus duduk bersama, mulai dari serikat pekerja, para pengusaha hingga pemerintah.

“Kita harus carikan win win solution, karena pendapatan 80% warga Bali ada di sektor pariwisata, jangan sampai banyak orang dikorbankan karena masalah ini," katanya saat orasi di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Puputan Niti Mandala Renon, Denpasar, Minggu pagi.

Suyasa berharap para pengusaha pariwisata tidak menjadikan pekerja sebagai korban dari masalah ini.

Apalagi mengingat selama ini ada pekerja yang bekerja di hotel maupun restoran lebih dari 10 tahun.

Mereka telah menyumbangkan sesuatu yang terbaik bagi perusahaan tempatnya bekerja.

“Para pekerja jangan selalu dijadikan korban, mengingat pengabdian mereka pada perusahaan ada yang mencapai puluhan tahun. Akan tetapi, coba kita pikir jernih, selama ini perusahaan juga sudah mendapatkan banyak keuntungan, jadi jangan hanya kejadian sekali ini langsung mengeluh dan lantas mengorbankan pekerja yang sudah loyal selama ini,” ujarnya.

Suyasa yang juga sebagai Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Badung juga mengharapkan agar perusahaan menghargai pekerja, karena tanpa pekerja perusahaan tidak akan mungkin beroperasi.

“Tanpa pekerja tidak mungkin bisa operasional segala sesuatu, karena mereka pekerja itu sendiri bukan buruh dalam konotasi negatif yang kasar, apalagi pekerja pariwisata latar belakanganya adalah semua anak-anak didik perhotelan. Wajib diapresiasi,” imbuhnya.

Selain mencegah PHK massal, Federa Serikat Pekerja Bali juga mengharapkan para pengusaha tetap menggaji karyawan sesuai dengan UMP yang telah ditetapkan.

“Jangan sampai ada penurunan bahkan penundaan gaji karena tidak sesuai dengan ketentuan,” jelasnya.

Walaupun begitu ia juga mengapresiasi langkah Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang telah mengundang para Konsul Jenderal di Bali dan menjelaskan kondisi Bali yang sebenarnya dengan harapan mereka akan meneruskan ke negara asal.

Akan tetapi, peran masyarakat terutama pengguna media sosial juga diharapkan menyebarluaskan berita positif tentang keadaan Bali dan setop menyebarkan berita hoax tentang kondisi Gunung Agung.








sumber : tribun
Share this article :

Dunia Bintang School

Visitors Today

Recent Post

Popular Posts

Post!!

Bunga Kamboja Kelopak 4 Datangkan Rejeki Dan Keberuntungan, Fakta/Mitos?

Di balik penampilannya yang cantik, ternyata ada banyak hal mistis dan mitos di balik bunga kamboja. Apa saja fakta dan mitos bunga kamboja?...

The Other News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ungasan - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen