![]() |
Ribuan konstituen padati sosialisasi Giriasa di Wantilan Dirga Laba Ungasan, 17 Oktober 2015 |
Pasangan calon I Nyoman Giri Prasta, S.Sos dan Drs. I Ketut Suiasa, SH
diusung oleh dua Partai besar yaitu PDIP dan Golkar serta tiga partai
pendukung Hanura, Nasdem dan PAN. Dengan dukungan 5 partai inilah paslon no. urut 1 akan berhadapan dengan Paslon no. Urut 2 yaitu Sudiana dan Sutrisno
yang diusung oleh Demokrat dan Gerindra.
Pertaruang head to head ini akan ditentukan siapa yang berhak menempati
posisi Bupati dan wakil bupati Badung tanggal 9 Desember 2015 nanti.
Menelaah tentang paslon no. 1 ini tentu hal yang sangat menarik karena ini
akan menguatkan tekad bagi pemilihnya.
I Nyoman Giri Prasta, S.Sos lahir di Badung tanggal 16 Maret 1972, 43 tahun
silam. Kesehariannya beliau tinggal di Br. Pelaga, Desa Pelaga, Kecamatan
Petang, Kabupaten Badung. Pria beragama Hindu ini mempunyai jabatan sebagai
ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Badung. Dengan moto hidup: Hadapi Tantangan Untuk Kemenangan.
Sementara wakilnya Drs. I Ketut Suiasa, SH, lahir di Pecatu, tanggal 31 Desember 1964, 51 tahun yang silam. Bertempat tinggal di Br. Kauh Desa Pecatu Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung. Yang juga beragama Hindu dalam partai Golkar beliau menjabat sebagai ketua DPD II Kabupaten Badung mempunyai moto hidup: Berfikir Besar Untuk Hal Yang Besar Dengan Memulai Dari Hal Yang Kecil.
Pada kesempatan kali ini mereka didampingi para tokoh yang hadir seperti Pak Koster, Pak Mesir, Pak Duama, WSP dan masih banyak tokoh yang menyertainya.
Dalam kampanyenya Giri Prasta menyatakan bahwa elektebilitas Giriasa saat ini adalah 67%. Dengan kepemilihan minimal 85% di Ungasan sudah dipastikan bahwa pasangan Giriasa akan menjadi pemenang dalam pilkada kabupaten Badung 2015 ini.
Hal yang senada juga disampaikan I Ketut Suiasa dalam kampanyenya. Beliau menyatakan bahwa pasangan ini adalah pasangan yang nyegara gunung, karena Giri Prasta berasal dari Badung Utara dan Suiasa dari Badung Selatan. Dalam ngewangun karya saat kita selesai melakukan suatu karya pasti akan melakukan segara gunung yang berfungsi untuk menyempurnakan upacara yang kita lakukan. Jadi dengan memilih paket Giriasa menjadi bupati Badung sama seperti itu, saat sudah terpilih maka sempurnakan perhelatan pilkada di Badung ini. Hal berikutnya mengapa memilih Giriasa karena pasangan ini terjadi akibat kehendak alam. Kenapa?. Giri Prasta: tidak mendaftar dalam bursa pemilihan bupati Badung tapi justru beliau mendapat rekomendasi dari partai PDIP. Sama seperti itu juga yang saya alami, saya juga tidak pernah mendaftar dalam penyaringan bursa bupati di partai tapi malah direkomendasikan menjadi wakil bupati jadi ini adalah kehendak alam. Hal yang berikutnya yaitu PDIP dan Golkar tidak pernah bisa bergabung di Badung tapi sekarang bisa bergabung itu terjadi hanya karena kehendak alam. Jadi "jangan melawan kekuatan alam karena dengan melawan alam bisa celaka", begitu tegas Suiasa dalam kampanyenya.
Dalam sesion tanya jawab, Pak Marcin sebagai bendesa adat Ungasan mengajukan tiga pertanyaan yaitu:
1. Kami sudah sekuat tenaga mengolah akses maupun fasilitas penunjang di Pantai Melasti saat nanti Bapak terpilih jadi Bupati pengolahan pantai Melast tiang percayakan pada bupati terutama dalam anggarannya untuk menyelesaikannya!
2. Bapak pernah menjanjikan sumbangan Rp. 2 M untuk Pura Dalem, sekarang kami akan merehab pura dalem, bisakah dana itu direalisasikan?
3. Wantilan ini mau kami geser dari tempat ini dan lahanya sudah ada, dan nanti wantilan ini akan kami pugar untuk perluasan pasar. Bisakah dibantu pendanaan dari pembangunannya?.
Dari tiga pertanyaan yang diajukan oleh Pak Ketut Marcin, dijawab pendek namun sangat tegas oleh Giri Prasta. Berikut jawabanya yang merupakan janji setelah menjadi bupati akan ditepati yang mebuat hadiran merasa puas.
1. Jalan ke Pantai Melasti dan pengolahannya agar mungkin seperti kedonganan akan langsung saya tanda tangani. Jawaban ini mendapat aplus dari para hadirin.
2. Oh Rp. 2 M? Janganlah, kami siap Rp. 2.5 M pasti. Tepuk tangan yang meriah dari hadirin mengiringi jawaban ini.
3. Ngisidang wantilan?. CGT ("Cenik Gae Te", kecik pekerjaan itu) kalau nanti sampai tiang lupa jangan beri saya menginjak Desa Ungasan. Namun tolong ikuti lagu ini, sambil mencontohkan Giri Prasta bernyanyi dan diikuti oleh hadirin. Syairnya sebagai berikut "Giriasa siapa yang punya....giriasa siapa yang punya.... giriasa siapa yamg punya.... yang punya kita semua....yang punya kita semuaaaaa...
Pada kesempatan kali ini mereka didampingi para tokoh yang hadir seperti Pak Koster, Pak Mesir, Pak Duama, WSP dan masih banyak tokoh yang menyertainya.
Dalam kampanyenya Giri Prasta menyatakan bahwa elektebilitas Giriasa saat ini adalah 67%. Dengan kepemilihan minimal 85% di Ungasan sudah dipastikan bahwa pasangan Giriasa akan menjadi pemenang dalam pilkada kabupaten Badung 2015 ini.
Hal yang senada juga disampaikan I Ketut Suiasa dalam kampanyenya. Beliau menyatakan bahwa pasangan ini adalah pasangan yang nyegara gunung, karena Giri Prasta berasal dari Badung Utara dan Suiasa dari Badung Selatan. Dalam ngewangun karya saat kita selesai melakukan suatu karya pasti akan melakukan segara gunung yang berfungsi untuk menyempurnakan upacara yang kita lakukan. Jadi dengan memilih paket Giriasa menjadi bupati Badung sama seperti itu, saat sudah terpilih maka sempurnakan perhelatan pilkada di Badung ini. Hal berikutnya mengapa memilih Giriasa karena pasangan ini terjadi akibat kehendak alam. Kenapa?. Giri Prasta: tidak mendaftar dalam bursa pemilihan bupati Badung tapi justru beliau mendapat rekomendasi dari partai PDIP. Sama seperti itu juga yang saya alami, saya juga tidak pernah mendaftar dalam penyaringan bursa bupati di partai tapi malah direkomendasikan menjadi wakil bupati jadi ini adalah kehendak alam. Hal yang berikutnya yaitu PDIP dan Golkar tidak pernah bisa bergabung di Badung tapi sekarang bisa bergabung itu terjadi hanya karena kehendak alam. Jadi "jangan melawan kekuatan alam karena dengan melawan alam bisa celaka", begitu tegas Suiasa dalam kampanyenya.
Dalam sesion tanya jawab, Pak Marcin sebagai bendesa adat Ungasan mengajukan tiga pertanyaan yaitu:
1. Kami sudah sekuat tenaga mengolah akses maupun fasilitas penunjang di Pantai Melasti saat nanti Bapak terpilih jadi Bupati pengolahan pantai Melast tiang percayakan pada bupati terutama dalam anggarannya untuk menyelesaikannya!
2. Bapak pernah menjanjikan sumbangan Rp. 2 M untuk Pura Dalem, sekarang kami akan merehab pura dalem, bisakah dana itu direalisasikan?
3. Wantilan ini mau kami geser dari tempat ini dan lahanya sudah ada, dan nanti wantilan ini akan kami pugar untuk perluasan pasar. Bisakah dibantu pendanaan dari pembangunannya?.
Dari tiga pertanyaan yang diajukan oleh Pak Ketut Marcin, dijawab pendek namun sangat tegas oleh Giri Prasta. Berikut jawabanya yang merupakan janji setelah menjadi bupati akan ditepati yang mebuat hadiran merasa puas.
1. Jalan ke Pantai Melasti dan pengolahannya agar mungkin seperti kedonganan akan langsung saya tanda tangani. Jawaban ini mendapat aplus dari para hadirin.
2. Oh Rp. 2 M? Janganlah, kami siap Rp. 2.5 M pasti. Tepuk tangan yang meriah dari hadirin mengiringi jawaban ini.
3. Ngisidang wantilan?. CGT ("Cenik Gae Te", kecik pekerjaan itu) kalau nanti sampai tiang lupa jangan beri saya menginjak Desa Ungasan. Namun tolong ikuti lagu ini, sambil mencontohkan Giri Prasta bernyanyi dan diikuti oleh hadirin. Syairnya sebagai berikut "Giriasa siapa yang punya....giriasa siapa yang punya.... giriasa siapa yamg punya.... yang punya kita semua....yang punya kita semuaaaaa...
Dengan berakhirnya lagu itu selesai sudah acara sosialisasi kali ini.
propinsibali.com_____
Mr. Brain Revolution