Selasa, 23 Oktober 2012, 01:59
M Nuh - Mentri Pendidikan dan Kebudayaan |
Sekretaris Komisi D DPRD yang membidangi Pendidikan, AA Putu Wibawa, mengatakan penghapusan pelajaran Bahasa Inggris oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, selain dianggap langkah mundur juga dianggap mengenyampingkan kemajuan teknologi. “Sekarang kalau mau mengakses komputer kan pakai bahasa asing,” katanya didampingi anggotanya I Wayan Warka, Senin (22/10).
Menurutnya, Bahasa Inggris adalah dasar dari ilmu dunia, ilmu internasional, terutama di bidang informasi dan teknologi (IT). Untuk itulah kata dia, jika rencana itu direalisasikan, Denpasar minta muatan khusus Bahasa Inggris yang masuk ke muatan lokal. “Saya kira materi Bahasa Inggris ini masih harus ada, paling tidak dimuatan lokal,” imbuhnya.
Selain itu penghapusan wacana Bahasa Inggris ini juga menurutnya tidak optimal jika hanya dengan alasan untuk mengoptimalkan bahasa Indonesia dan bahasa daerah. “Apa kaitannya dengan penghapusan Bahasa
Inggris, sebetulnya tidak ada korelasinya penghapusan ini,” ulasnya.
Inggris, sebetulnya tidak ada korelasinya penghapusan ini,” ulasnya.
Sebelumnya, kalangan pendidikan selain menganggap wacana penghapusan pelajaran Bahasa Inggris sebagai langkah mundur, wacana ini juga diminta untuk ditinjau ulang. Usulan itu disampiakan dua pengamat pendidikan di Bali Dr Ir Putu Rumawan Salain M Pd. dan Drs I Putu Sarjana MSi. “Usulan ini adalah langkah mundur dimana persaingan di era globalisasi ini nanti akan semakin ketat,” kata Putu Sarjana.
Menurutnya, jika rencana ini direalisasikan, maka siswa didik sendiri yang akan dirugikan, dia mencontohkan olimpiade international tingkat SD yang selalu memakai bahasa international. Menurutnya, jika alasan menghapus pelajaran Bahasa Inggris untuk menguatkan Bahasa Indonesia dan bahasa lokal, tidak seharusnya pemerintah menghapus pelajaran Bahasa Inggris. Penggunaan bahasa inggris bagi Bali kata dia, sangat diperlukan terlebih Bali sebagai tujuan parwisata dunia. Tanpa penggunaan bahasa international ini menurutnya, masyarakat Bali sendiri akan semakin terpinggirkan dan tidak mampu bersaing di tengah kerasnya persaingan.
sumber : NusaBali