"Saya amati banyak sekali fotografer asing dengan bayaran mencapai puluhan ribu dolar AS per proyek melakukan pemotretan objek, bekerja menggunakan visa liburan atau turis," kata Erry Wibowo di Kuta, Bali, Senin.
Ia mengatakan para fotografer asing masuk dengan visa berlibur, namun nyatanya mereka bekerja di Pulau Dewata, mengerjakan proyek-proyek foto, misalnya proyek memotret hotel-hotel berjaringan internasional di Bali.
Menurut dia, para fotografer asing yang bekerja secara ilegal di Bali, karena pendapatan dari proyek foto tersebut sangat menggiurkan. Untuk satu proyek foto saja, para fotografer asing ini dibayar hingga puluhan ribu dolar AS.
"Para fotografer asing ini ada yang dibayar hingga 20 ribu dolar AS atau hampir setara dengan Rp200 juta untuk satu proyek pemotretan profil hotel internasional di Bali. Jumlah ini jauh di atas honor fotografer Indonesia. Dan mereka itu bekerja tidak ada payung hukumnya," kata Erry.
Erry berharap agar pemerintah lebih ketat mengawasi izin kerja para fotografer profesional asing di Indonesia
sumber : antarabali