DENPASAR - Suasana diskusi antara Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali, dan perwakilan media di Kantor PHDI, Jalan Ratna nomor 71 Denpasar, Kamis (22/1), berlangsung seru. Banyak masukan yang diterima oleh PHDI dan KPID Bali, terkait tampilan Puja Tri Sandya yang akan ditayangkan di televisi.
Akademisi IHDN Denpasar, Dr Made Surada mengatakan, tayangan Puja Tri Sandya di televisi selama ini perlu segera disempurnakan. "Ada beberapa catatan yang harus diperbaiki, contohnya antara terjemahan dan teks yang tidak sesuai," ungkapnya.
Kepala Operasional Big TV, I Nyoman Keramas, pun berharap PHDI Bali dan KPID Bali menyiapkan audio rekaman Tri Sandya sehingga ada keseragaman baik dari segi durasi maupun pengucapan.
"Bagaimana kalau PHDI dan KPID yang menentukan standarisasinya, agar bisa seragam, tolong dibuatkan dalam artian reng (wirama) dan audio yang sama untuk kami," ujarnya.
Hal ini langsung ditanggapi oleh Ketua PHDI Bali, I Gusti Ngurah Sudiana, yang mengatakan ide ini sangat brilian. "Solusinya perlu rekaman lagi, untuk menentukan reng yang pasti dan kita akan memilih siapa yang akan direkam suaranya," ujar Sudiana.
Ia menambahkan, pemilihan pedanda yang akan membaca Sruti menjadi hal penting, khususnya untuk penentuan durasi dan visual.
Tayangan Puja Tri Sandya ke depan harus sesuai dengan pedoman rekomendasi PHDI Bali No 4/Pesamuhan Madya II/PHDI Bali/XI/2014 tentang Pedoman Tayangan Puja Tri Sandya pada media elektronik.
ungasan.com
sumber : tribun